Tersisa 9 Siswa SMAN 1 Luragung Masih Jalani Perawatan Akibat Dugaan Keracunan MBG
Kepala Puskesmas Luragung, Hj Nanay menjelaskan tentang siswa SMAN 1 Luragung yang mengalami dugaan keracunan makanan.-Andre Mahardika-Radar Kuningan
Untuk lebih jelas penyebab keracunan tersebut, Tim Inafis sudah mengambil beberapa sampel untuk diteliti.
Menurut Hj Nanay, hasil dari uji laboratorium bakal keluar sekitar satu minggu kedepan.
"Kita nunggu hasil pemeriksaan satu minggu, kita juga belum bisa memastikan apakah itu dari MBG. Kita nunggu hasil dari pemeriksaan lab," paparnya.
BACA JUGA:Cegah Kasus Keracunan, Bupati Dian Instruksikan Dinas Kesehatan Awasi Dapur MBG
Sebagai langkah pencegahan, pihak Puskesmas Luragung terus melakukan pemantauan kesehatan kepada siswa yang sudah diperbolehkan pulang.
Para siswa yang sudah pulih dibekali obat pencegahan untuk antisipasi jika kondisi serupa kembali terjadi.
"Sisanya tinggal 4 (masih dirawat) yang lainnya sudah pulang, kondisinya sudah membaik dan kita bekali dengan obat dan oralit untuk pencegahan," ucapnya.
Sementara itu, salah satu siswa yang mengalami keracunan mengatakan, keluhan sakit perut, mual, dan pusing dialami sejak Jumat pagi hari.
Cantika, siswa kelas XI, SMAN 1 Luragung yang tengah menjalani perawatan di Puskesmas Luragung, menjelaskan sekitar pukul 11 dirinya dibawa ke Puskesmas Luragung bersama beberapa temannya.
Menurut pengakuannya, salah satu menu yang ada di MBG, diprediksi sudah basi karena tampak basah dan berbau.
"Menunya ada ayam, tempe sama acar. Cuma tempe seperti sudah basi teksturnya sudah lembek, kecium bau. Tidak berlendir hanya kecium bau dan basah," kata Cantika ketika diminta keterangan.
Cantika dan beberapa temannya yang mendapatkan bagian MBG, tidak mengetahui jika tempe yang disajikan ternyata sudah basi.
"Tempe hanya habis setengah, karena tadinya nggak tahu pas dipotong ternyata sudah basi," jelasnya.
Menu tersebut, tambah Cantika, merupakan MBG yang dibagikan pada hari Kamis, 2 Oktober 2025 kemarin.
Usai menyantap makanan tersebut, para siswa tidak langsung merasakan gejala apa-apa, hanya diare dan perut sakit sewaktu masih di sekolah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
