Forrest Galante Cerita BTS Pencarian Harimau Jawa di Hutan Permisan, Pengalaman Buruk hingga Momen Favorit

BACA JUGA:November Kelabu di Kawah Burung Gunung Ciremai dan Kisah Pesawat Cessna yang Hilang Selama 2 Minggu

Baginya itu adalah sebuah pencapaian tersendiri di tengah pencarian terhadap sub spesies harimau sunda tersebut.

Momen berkesan lainnya adalah perjumpaan dirinya dengan Didik Raharyono yang disebutnya sebagai seorang pria baik dan begitu ramah.

Bahkan, dia tidak menyangka bagaimana Didik Raharyono sampai nyaris menitikan air mata ketika diberi 4 camera trap sebagai bantuan untuk meneruskan pencarian harimau jawa.

“Saya membawa selusin kamera trap yang diharapkan dapat membawa hasil berbeda. Empat diantara kamera tersebut diberikan kepada Didik,” ungkapnya.

BACA JUGA:Stop Makan Makanan Berlemak Jika Ingin Sukses Menurunkan Berat Badan! Ini Bahayanya

Sebagai balasan, Didik memberikan golok kepadanya. Namun momen tersebut rupanya sangat membekas bagi Forrest Galante.

"Because the trail camera to him is like a year of salary. I wish just given him all dozen and brought new one," katanya.

Meski peristiwa tersebut sudah berlaku, namun baginya pencarian harimau jawa tersebut memberikan kesan tersendiri.

Dia menuangkan kesannya di Extinct or Alive Behind The Scenes - Javan Tiger bersama The Wild Times Crew.

BACA JUGA:3 Ciri Kucing Pembawa Sial Menurut Primbon Jawa, Apakah Kucing Anda Termasuk?

Di podcast tersebut Forrest Galante juga bercerita mengenai kondisi homestay tempatnya menginap yang membuatnya kurang nyaman.

Begitu juga pengalaman pertama kali mendengar adzan subuh di Indonesia. Di mana panggilan adzan sudah dikumandangkan pukul 03.00 dini hari.

Apalagi, tempatnya menginap sangat dekat dengan masjid. Sehingga untuk orang seperti dirinya yang tidak terbiasa dengan panggilan salat, tentu suara keras di speaker pukul 03.00 dini hari sangat menyiksa.

Sumber: