Perbaikan Jembatan Cijurey Diperkirakan Habiskan Rp6 Miliar
KUNINGAN–Perbaikan Jembatan Cijureuy yang ambruk di Dusun Seming Desa Baok Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan diperkirakan mencapai Rp6 miliar. Anggaran ini bukan hanya untuk membangun jembatan baru saja melainkan dengan pembuatan Tembok Penahan Tebing (TPT) di sekitar jembatan. Jembatan Cijeruy ini merupakan salah satu akses warga Baok yang akan menuju Sukasari. Selama ini warga setempat kerap menggunakan jalan ini jika ingin ke desa tetangga. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kuningan HM Ridwan Setiawan SH MH MSi memaparkan, perbaikan jembatan kemungkinan akan dilakukan dengan anggaran dari pemerintah pusat. “Perbaikan jembatan ini memerlukan biaya tak sedikit, diperkirakan mencapai Rp6 miliar dengan pembuatan TPT dan sebagainya. Kita upayakan melalui bantuan provinsi atau pusat, sebab pembangunan jalan poros melalui bantuan Kementerian PUPR sudah tidak ada sejak tiga tahun kebelakang,” terang Ridwan saat ditemui di lokasi ambruknya jembatan, Senin (27/1). Menurut dia, dana perbaikan jembatan jika mengalokasikan dari anggaran daerah cukup berat. Karena masih banyak daerah lain di Kabupaten Kuningan yang menjadi prioritas, dan harus segera ditangani. “Kalau dari APBD Kabupaten Kuningan nampaknya cukup berat ya, sebab masih ada daerah-daerah lain yang perlu penanganan serius dengan alokasi APBD. Misalnya perbaikan jalan-jalan penunjang perekonomian masyarakat dengan aktivitas lalu lintas yang cukup padat. Solusinya kami mencari ke Kementerian PUPR, semoga saja pemerintah pusat bisa mengalokasikan anggarannya,” ujarnya. Soal status jembatan itu, Ridwan mengatakan bahwa statusnya berada di jalan poros desa yang dibangun pada tahun 1997 melalui dana bantuan provinsi. Jembatan menghubungkan antara Desa Baok Kecamatan Ciwaru dengan Desa Sukasari Kecamatan Karangkancana. “Kontur jembatan itu memang sudah dimakan usia sekitar 23 tahun. Ketinggian jembatan dengan dasar sungai sekitar 13 meter, dan untuk membuat jembatan darurat juga masih dipertimbangkan karena kedalaman sungai,” sebutnya. Sedangkan Sekda Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi setali tiga uang soal anggaran perbaikannya. Sekda mengaku, perbaikan Jembatan Cijurey ini dinilai cukup berat jika mengandalkan dana dari APBD Kuningan. Oleh sebab itu, pihaknya akan mengajukan perbaikan jembatan ini ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, atau bisa ke pemerintah pusat. “Sebetulnya ini agak berat ya, nanti kita coba diskusikan. Namun kemungkinan kita akan coba diajukan ke APBD Provinsi Jabar, kalau di APBD kita berat ya angkanya bisa sampai Rp3 miliar untuk perbaikan jembatan,” katanya. Ambruknya jembatan itu akibat pondasi dasar jembatan tergerus aliran sungai. Sehingga disarankan pula untuk dilakukan normalisasi sungai. “Kalau hujan aliran sungai ini deras juga, sementara warga di sini melakukan pengamanan untuk tidak dilalui. Bagi yang ingin melintas, harus melalui jalur lain dengan arah yang memutar,” imbuhnya. Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Agus Mauludin menjelaskan, proses perbaikan jembatan akan berkoordinasi dengan pihak PUTR Kuningan. Sementara ini akan dibuat jembatan darurat, minimal warga yang ingin melintas dapat menggunakan akses jalur tersebut. “Sementara kita akan membuat jembatan darurat dulu, minimal masyarakat bisa lewat. Hal ini sambil menunggu proses tahapan perbaikan selanjutnya,” tukasnya. Dia menjelaskan, pada penanggulangan bencana ada istilah The Damage and Loss Assessment (DaLA), yakni perhitungan kerusakan dan kerugian. “Kerusakan ini jelas kan bahwa jembatan ambrol, ini harus diperbaiki. Kerugian bahwa masyarakat tadinya hanya cukup menyeberang melewati jembatan tanpa ongkos, kini harus memutar dengan menggunakan ongkos. Berarti itu kerugian bagi masyarakat sehingga kita akan membuat jembatan darurat,” paparnya. Sementara Lurah Dusun Manis, Desa Baok, Kecamatan Ciwaru, Dina Sonia menceritakan, ambruknya jembatan itu diawali dengan hujan cukup deras pada Sabtu (25/1) kemarin, sekira pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB siang. Tak berselang lama sekitar pukul 14.30 WIB siang, terdengar suara gemuruh dari arah Jembatan Cijurey. “Memang debit air sungai sempat naik, sekitar pukul 14.30 baru kejadian jembatan itu ambruk. Ini jalan poros ya, lalu lintas ke arah Desa Sukasari Kecamatan Karangkancana,” ucapnya. Untuk akses jalan ini, lanjut Dina, memang lebih banyak dipergunakan warga desa untuk lalu lintas pertanian dan peternakan. Sehingga hanya dilalui kendaraan roda dua saja, sedangkan kendaraan roda empat jarang memanfaatkan jembatan tersebut. “Ya cukup ramai sih warga sini, hanya roda dua saja, kalau mobil jarang,” imbuhnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: