Si Baladiwa Sapi Terbesar Berat Capai 1,3 Ton, Sering Ikut Kontes Berskala Nasional

Si Baladiwa Sapi Terbesar Berat Capai 1,3 Ton, Sering Ikut Kontes Berskala Nasional

Tinggi, kekar, besar dan terlihat kokoh. Itulah tampang sapi asal Desa Cipakem, Kecamatan Maleber. Sapi jenis Limousin ini memiliki berat yang luar biasa yakni mencapai 1,3 ton. Oleh pemiliknya, Diding Wahyudin, sapi berusia 4 tahun itu diberi nama Baladiwa alias Balad Diding Wahyudin. Agus Panther, Cipakem Menuju Desa Cipakem membutuhkan stamina dan kendaraan yang prima. Pasalnya, jalan menuju desa tersebut kondisinya naik turun serta banyak mengalami kerusakan. Jalan berlubang di sepanjang ruas jalan itu seolah sudah menjadi santapan warga setempat sehari-hari. Belum lagi jika terjadi longsor di sepanjang jalan menuju Desa Cipakem, itu berarti perjalanan akan terhambat untuk beberapa saat. Cipakem sendiri termasuk desa yang rawan pergerakan tanah. Meski begitu, masyarakat Cipakem dikenal pekerja keras. Ada yang menjadi pedagang, petani, pengusaha, peternak, pejabat dan profesi lainnya. Malahan untuk peternakan, desa ini bisa dibilang cukup berhasil. Hamparan kandang sapi yang tertata rapi berjejer tak jauh dari gerbang pintu masuk Desa Cipakem. Kandang-kandang sederhana terbuat dari kayu itu berisi sapi-sapi yang dipelihara warga. Jumlahnya lumayan banyak. Bahkan jika menjelang Hari Raya Idul Adha, jumlah sapi yang dipelihara warga mengalami peningkatan lantaran pesanan juga mengalami lonjakan. Di jejeran kandang terdapat satu buah kandang yang ukurannya cukup besar. Ternyata kandang tersebut sengaja dibangun untuk memelihara sapi yang diberi nama Baladiwa. Sapi jenis Limousin ini terbilang fenomenal. Beratnya saja mencapai 1,3 ton. Baladiwa sering diikutkan dalam berbagai kontes sapi berskala nasional. Untuk harganya, jangan ditanya. “Si Baladiwa ini bisa disebut sapi terbesar di Kabupaten Kuningan. Jenisnya Limousin. Beratnya 1,3 ton. Kami merawatnya selama empat tahun. Alhamdulillah sekarang semakin besar dan gagah. Warga di sini senang melihat Si Baladiwa,” terang Diding Wahyudin, sang pemilik. Dalam sehari, kata Diding, Baladiwa membutuhkan pasokan rumput mencapai puluhan kilogram. Selain itu, diperlukan dua bak mandi untuk kebutuhan minum Baladiwa. Diding sendiri mempercayakan ketersediaan rumput kepada tetangganya. “Butuh puluhan kilogram rumput setiap harinya. Belum air untuk minumnya. Untungnya, rumput di desa kami mudah dicari sehingga tidak mengalami kesulitan. Baladiwa ini juga sulit tidur jika berdekatan dengan sapi lainnya serta memerlukan kandang yang cukup luas. Itu karena bobotnya yang besar. Ya terpaksa lokasinya agak dipisah dari sapi-sapi lainnya,” katanya. Didin menyebutkan jika peternakan sapi yang banyak tersebar di desanya sempat mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat. Salah satunya penghargaan dari Presiden SBY. Penghargaan ini diterima Desa Cipakem lantaran dinilai mampu swasembada pertanian dan berhasil dalam peternakan. “Pemerintah pusat memberikan apresiasi terhadap keberhasilan warga dalam swasembada pertanian. Di samping itu juga kami bisa mengembangkan peternakan sapi. Dari peternakan sapi ini, masyarakat bisa mendapatkan pendapatan,” ujar Diding yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Cipakem tersebut. Untuk sapi Limousin Baladiwa yang sekarang diurusnya, Diding punya keinginan yakni bisa dibeli oleh Presiden Jokowi. Jika Presiden Jokowi membelinya, tentu akan mengharumkan nama Kabupaten Kuningan. “Kami punya harapan Si Baladiwa ini bisa dibeli oleh Pak Presiden Jokowi. Untuk urusan kebersihan sapi, kami menjaminnya karena setiap hari benar-benar mendapatkan perawatan maksimal. Kami sih inginnya sapi ini dibeli seharga Rp120 juta karena beratnya yang mencapai 1,3 ton,” pungkas Didin. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: