Pengusaha Kuliner Menjerit, Imbas dari Harga Cabai Merah dan Bawang Putih Mahal

Pengusaha Kuliner Menjerit, Imbas dari Harga Cabai Merah dan Bawang Putih Mahal

KUNINGAN - Harga cabai merah dan bawang putih yang semakin tinggi membuat banyak pemilik usaha kuliner merasa kelimpungan. Mereka harus memutar otak agar usahanya tetap jalan sekalipun harga dua bahan bumbu tersebut semakin mencekik. Ine Rahayu, pemilik usaha kuliner Roemah Puyuh di Desa Bandorasawetan, Kecamatan Cilimus, mengaku kerepotan dengan semakin mahalnya harga cabai merah dan bawang putih. Setiap hari Ine membutuhkan bawang putih sebagai bahan utama bumbu ungkep puyuhnya dan cabai untuk sambalnya. Menyikapi harga cabai merah yang sekarang sudah mencapai Rp80.000 per kilogram, Ine pun melakukan sejumlah trik agar usahanya tetap jalan salah satunya dengan mengurangi takaran sambal. \"Kalau bawang putih hanya butuh beberapa siung saja, tetapi kalau cabai butuh banyak setiap harinya. Jadi untuk menyiasatinya, saya kurangi takaran sambalnya. Karena kalau diganti dengan cabai kering, khawatir rasanya berubah,\" ungkap Ine. Sementara pedagang ketoprak Arif, mengaku usahanya sangat terpengaruh dengan kondisi harga bawang putih yang terus melonjak. Pasalnya, setiap porsi ketoprak yang dibuatnya membutuhkan sedikitnya satu siung bawang putih. \"Kalau sehari ada 30 konsumen, berarti saya harus sediakan bawang putih sekitar setengah kilogram. Untuk menyiasatinya, kini saya hanya menambahkan bawang putih separuh saja setiap porsinya,\" ujar Arif. Seperti diketahui, kondisi harga cabai merah sudah sejak dua bulan terakhir ini harganya terus melonjak, dari harga normal di kisaran Rp25.000 kini sudah mencapai Rp80.000 per kilogram. Sedangkan bawang putih, mengalami kenaikan harga sejak mewabahnya virus corona di negara China sebagai pengimpor terbesarnya. Dari harga normal di kisaran Rp28.000 per kilogram, kini bawang putih sudah mencapai harga Rp60.000 per kilogram. Ine, Arif dan banyak pengusaha kuliner lain berharap kondisi ini segera berakhir agar usahanya bisa kembali lancar. Mereka berharap ada upaya dari pemerintah mencari solusi agar dua komoditas tersebut bisa kembali banyak di pasaran dengan harga yang tidak memberatkan. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: