10 Hektare Sawah Cilaja Diserang Hama

10 Hektare Sawah Cilaja Diserang Hama

KUNINGAN - Hama penggerek batang dan belalang, menyerang tanaman padi. Di Desa Cilaja, Kecamatan Kramatmulya, sedikitnya 10 ribu hektare lahan tanaman padi petani diserang hama hingga terancam gagal panen. Melihat kondisi ancaman tersebut, Satgas Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), bersama Tim Pengendali Hama Kelompok Tani Cidugal, langsung mengambil langkah cepat melakukan penanganan. Mereka turun ke sawah melalui Gerakan Pengendalian Hama Desa Cilaja. Dari petak sawah satu ke petak sawah lain, mereka tidak hentinya menyemprotkan cairan pembunuh hama secara cepat dan teliti hingga ke batang-batang tanaman. Sampai dipastikan baik hama penggerek batang dan belalang tidak lagi menghuni tanaman padi milik petani. “Di Desa Cilaja ada 10 hektare luas serangan hama. Ada hama penggerek batang dan belalang. Dua jenis hama tersebut, memang sukanya hidup dan menyerang di musim begini. Sampai kalau diperhitungkan, dari 10 hektare luas serangan sekitar 5 hektarenya bisa kita sebut dalam kondisi terancam,” ungkap Kepala DKPP Kuningan Dr Ukas Suharfaputra kepada Radar Kuningan, Jumat (24/4). Perbantuan penyemprotan hama di Desa Cilaja, adalah lanjutan gerakan serupa yang sudah dimulainya sejak bulan lalu. Selain petugas penyuluhnya yang mengajukan bantuan ke DKPP, tidak sedikit kelompok tani yang ingin mempertahankan produksi padinya demi membantu ketahanan pangan pemerintah daerah segera melapor ke DKPP untuk proses cross cek dan bantuan cepat. Ukas bersyukur, target produksi padi musim tanam I periode Oktober 2019 hingga Maret 2020 atau diistilahkannya sebagai “Okmar” di Kabupaten Kuningan telah terlampaui. Dari total luas panen 7.291 hektare, mampu berproduksi hingga 45.386 ton. “Alhamdulillah, tidak ada gangguan berarti. Produksi stabil. Target bisa diamankan,” ucap Ukas. Sekarang memasuki musim tanam II periode April hingga September 2020. Ia pun mengistilahnya dengan sebutan “Asep” dengan target luas panen 26.158 hektare. Menurut Ukas, tantangan 5 bulan ke depan sepertinya akan lebih berat, terutama melihat luasnya target dan faktor sosial ekonomi dampak wabah coronavirus desease (Covid-19). “Semoga faktor alam tetap kondusif. Sehingga target-target bisa tercapai,” harap Ukas.(tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: