Agus Mauludin Berawal Guru Kesenian SMP, Pensiun Kepala Pelaksana BPBD

Agus Mauludin Berawal Guru Kesenian SMP, Pensiun Kepala Pelaksana BPBD

Nama Agus Mauludin cukup populer di masyarakat Kuningan. Pasalnya, pria kelahiran 12 Agustus 1962 di Kuningan itu kerap berada di garda terdepan ketika terjadi bencana alam. Malahan Agus rela tidur dan tinggal di lokasi terjadinya bencana untuk memastikan keselamatan warga dan penanganan pasca bencana. Agus Panther, Kuningan Semangatnya terlihat masih menggebu meski tidak lama lagi dia akan purna bakti sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ya, per 1 September mendatang, Agus akan melepaskan jabatannya sebagai Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaks BPBD) Kabupaten Kuningan. Selama tujuh tahun terhitung sejak 2013 silam, Agus dilantik oleh Bupati H Aang Hamid Suganda menggantikan almarhum Hidayat. Kepala BPBD sendiri adalah jabatan eselon III, bukan eselon II seperti di daerah lainnya. Karena bukan pejabat eselon II, maka Agus Mauludin harus rela pensiun di usia 58 tahun. Dibalut seragam khas BPBD warna oranye, Agus Mauludin menceritakan kisahnya sejak diangkat sebagai PNS. Sebelum menjadi Kalaks BPBD, Agus memulai karirnya sebagai guru kesenian di SMPN Cilimus di tahun 1985. Selain di SMPN Cilimus, dia juga mengajar di SMPN 1 Kuningan. menjadi seorang pendidik dijalani Agus cukup lama yaitu 15 tahun. “Saya diangkat sebagai PNS guru kesenian di tahun 1985 dan ditempatkan di SMPN Cilimus. Saya memang hobi bermain musik sejak kecil, sehingga memilih menjadi guru kesenian selepas kuliah dari IKIP Bandung (sekarang UPI, red),” ceritanya. Di samping menjadi guru kesenian, dia juga mendirikan organ tunggal yang diberi nama Angsana bersama beberapa temannya. Grup organ ini bisa disebut yang pertama di Kuningan. Undangan manggung datang dari berbagai daerah seperti Cirebon, Indramayu, Bandung dan daerah lainnya di jawa Barat. “Saya bersama teman-teman membuat grup organ tunggal Angsana. Alhamdulillah undangan untuk tampil selalu membeludak. Dan saya menikmatinya. Untuk bayaran sekali tampil, saat itu Rp600 ribu. cukup besar nominalnya di kala itu,” kenang Agus. Karirnya di dunia birokrasi mulai moncer di tahun 2000. Itu ditandai dengan pelantikan dirinya sebagai Kasi Jarahnitra (Sejarah, Seni Tradisional) pada Dinas Pendidikan. Selepas menduduki jabatan Kasi Jarahnitra, Agus pun dilantik menjadi Kasi Kebudayaan hingga 2005. Dari Dinas Pendidikan, Agus lalu ke gedung putih, tempat bupati, wakil bupati dan sekda berkantor. “Di tahun 2005, Pak Bupati Aang mengangkat saya sebagai Kasubag Pubdok di Bagian Humas Setda. Sekitar tiga tahun saya menjabat di posisi itu. saya menerima amanah itu dan berusaha menjalankan pekerjaan sebaik-baiknya,” terang Agus. Setelah berkutat di jabatan eselon IV, bapak dua anak itu lantas dipercaya sebagai Kabid Pengelolaan Pasar atau Promosi ke eselon III. Saat itu, untuk bisa promosi ke eselon III cukup sulit karena persaingan sangat ketat. Dirinya bersyukur mendapat kepercayaan untuk promosi jabatan, meski tahu jabatan yang disandangnya cukup berat. “Saya sendiri tak menyangka akan promosi menjadi Kabid. Saya jalani dan syukuri semuanya. Banyak pengalaman yang diperoleh selama menjadi kabid,” tuturnya. Jabatan ini hanya dilakoninya selama enam bulan lantaran dipindah menjadi Kabid Perdagangan. Sama seperti jabatan sebelumnya, di posisi ini dia hanya enam bulan saja menjabat. “Kemudian saya diangkat menjadi Kabag Humas Setda di tahun 2008. Posisi ini saya emban selama setahun karena di tahun 2009, pak bupati mempercayai seya sebagai Sekretaris Dinas Pariwisata. Selama tiga tahun saya menjadi sekdis, dan selanjutnya dialihtugaskan menjadi Sekdis Koperasi dan UKM. Hanya saja di posisi ini saya menjabat cukup singkat yakni 3 bulan,” paparnya. Di tahun 2013, dirinya menggantikan posisi almarhum Hidayat, sebagai Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan. Posisi strategis ini didudukinya hampir tujuh tahun. Tepat di bulan September mendatang, Agus akan mengakhiri pengabdiannya di pemerintahan. “Tujuh tahun saya menjadi kalaks BPBD, tentu menjadi pengalaman yang sangat berharga. Saya belajar banyak tentang apa arti pengabdian dan melayani masyarakat. Kemudian BPBD juga sejak lama sudah memiliki prinsip untuk Bersahabat dengan Bencana. Sebab, Kabupaten Kuningan rawan bencana alam seperti banjir, longsor dan kebakaran. Dan saya juga berdoa, semoga saja pengganti saya nanti jauh lebih baik lagi memimpin BPBD,” harapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: