Sudah Dipanggil Kadis Saat Raih Gelar Doktor
KUNINGAN – Jauh sebelum dilantik sebagai kepala dinas bahkan adanya open bidding Eselon II, rupanya doa mengalir dari sejumlah kalangan agar Elon Carlan menjadi kepala dinas. Doa tersebut disampaikan dari seorang profesor hingga gubernur.
Hal itu terungkap saat sesi wawancara kepada Direktur Pasca Sarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon Prof Dr H Dedi Djubaedi MAg, akhir pekan kemarin. Menurut Prof Dedi, jika Elon Carlan itu mampu menjadi inspirasi banyak orang.
“Saya sebagai Direktur Pasca Sarjana, tentu saya bangga punya mahasiswa dalam hal ini Pak Elon (penyandang difabel). Itu sebuah impian saya, suatu hari harus mendirikan perguruan tinggi yang terbuka untuk memfasilitasi semua orang,” kata Prof Dedi Djubaedi.
“Begitu ada beliau (Elon Carlan, red), saya punya semangat dengan tetap mengukur kadar beliau. Kadar beliau baik secara kualitas akademik maupun performance sosialnya bagus. Ditambah lagi bahwa beliau orang yang berkiprah di pelayan publik. Maka kemudian saya memotivasi beliau untuk bisa menyelesaikan studi dengan cepat, dan itu tercapai,” sambungnya.
Dia pernah mengatakan kepada Elon Carlan, bahwa janji Allah SWT itu kalau ada seseorang yang menuntut ilmu maka akan dinaikan harkat, derajat dan martabatnya.
“Bagi saya punya kepentingan ilahiyah, dengan tidak hanya mendoakan, tetapi juga memotivasi yang bersangkutan untuk bisa melayani cakupan yang lebih luas. Alhamdulillah tercapai, sekarang saya mendengar jadi kepala dinas, itu mungkin terlambat, tapi saya tetap bersyukur karena saya sudah menyebut beliau (Elon Carlan) kepala dinas itu sejak jadi Doktor,” bebernya.
Dia beranggapan, sebutan kadis terhadap Elon Carlan hanya sebatas doa dan motivasi saja.
“Jadi saya kalau WhatsApp beliau itu tidak lagi kabid, silakan dibuktikan. Ya jauh sebelum itu (open bidding), tanpa menyebutkan kepala dinas apa. Tapi saya menyebutkan kadis, silakan ditanya langsung kalau saya WA ditanyanya apa, tanpa menyebutkan kadis apa ya. Bagaimana pak kadis kabarnya, jadi yang seperti-seperti itu, dulu saya panggil pak kadis itu jauh sebelum open bidding, saya tidak punya presensi apa-apa, ya ini istimewa lah,” ungkapnya.
Dia menceritakan, selama perkuliahan itu dijalani dengan cara jemput bola. Artinya Elon aktif untuk menyelesaikan disertasi dengan menghubungi langsung orang-orang berkompeten.
“Kreativitasnya adalah beliau menjemput bola, saat membuat disertasi itu orang-orang pintar dihubungi, penguji internasional, penguji kaliber nasional itu dikomunikasikan. Itu strategi beliau mendapatkan keilmuan yang dilakukan seperti itu. Misal tanya ke saya, Prof bisa gak menghadirkan ini? Itu kan luar biasa, itulah yang disebut kreativitas. Jadi kreativitas itu loncatan pikiran kepada sesuatu yang berbeda,” imbuhnya.
Atas hal ini, Ia berpendapat, pemerintah harus merealisasikan undang-undang bahwa pendidikan dan apa pun, itu harus mencakup secara inklusif. Yakni melibatkan siapa pun warga negara, dalam kondisi apapun.
“Karena kecerdasan itu tidak terbatas kepada hal-hal yang sifatnya indrawi, pendengaran, penglihatan ataupun penciuman. Jadi intelektualitas itu ada di dalam, dan itu abstrak, jadi bisa saja orang yang tidak bisa melihat justru powernya double, intelektualnya itu dibarengi sekaligus dengan spiritual karena ada di hatinya. Mata hati yang bergerak itu akan lebih hebat daripada hanya mata akal yang berbuat, harusnya ini menginspirasi semua orang,” terangnya.
Sebelumnya, Gubernur Ridwan Kamil juga sempat mendoakan Elon Carlan agar lolos dalam proses open bidding. Hal itu disampaikan Kang Emil saat memberi sambutan pada peringatan Hari Disabilitas Internasional di Bandung, Jumat (3/12) lalu.
Kang Emil mengetahui jika Elon Carlan tengah berkompetisi untuk menjadi Kepala Dinas di Pemkab Kuningan. Bahkan ucapan doa yang disampaikan Kang Emil sempat beredar di Instagram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: