Penderita TBC Capai 2.638 Orang, Butuh Partisipasi Semua Pihak untuk Mencari dan Menemukan Para Penderitanya
KUNINGAN - Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan menyebutkan angka kasus penderita Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Kuningan pada tahun 2022 ini diperkirakan mencapai 2.638 orang.
Hal tersebut disampaikan Pengelola Program TBC di Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Sudrajat saat menjadi pembicara pada acara Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) yang diadakan Konsorsium Penabulu - STPI Jawa Barat di Pondok Pesantren Al Amin Karangtawang, Kecamatan Kuningan, belum lama ini.
Sudrajat mengatakan, dari jumlah penderita Tuberkulosis sebanyak itu baru sebagian saja yang terdeteksi dan kini sudah mendapat penanganan medis. \"Berdasarkan perhitungan epidemologi, jumlah penderita Tuberkulosis di Kabupaten Kuningan tahun 2022 ini mencapai 2.638 orang, ada peningkatan dibanding tahun lalu yang mencapai 2.504 orang. Namun dari hasil penelusuran kami, dari jumlah tersebut tahun ini baru ditemukan 15 persennya saja, dan tahun lalu kita bisa temukan 60 persen. Oleh karena itu, dibutuhkan partisipasi semua pihak untuk mencari dan menemukan para penderita Tuberkulosis tersebut untuk segera mendapat penanganan dan pengobatan hingga tuntas sehingga target di tahun 2030 bebas Tuberkulosis bisa terwujud,\" ungkap Sudrajat.
Lebih lanjut dikatakan Sudrajat, jumlah penderita tuberkulosis tersebut tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Kuningan. Oleh karena itu, pihaknya pun telah berbagi tugas dengan tim di tingkat kecamatan untuk melakukan pendeteksian sekaligus penanganannya di setiap puskesmas secara proporsional.
\"Namun kami juga membutuhkan partisipasi semua pihak untuk turut mengampanyekan penyakit Tuberkulosis ini, mulai dari pengenalan tanda-tandanya, pencegahan dan penanganannya hingga pengobatannya di puskesmas terdekat secara gratis. Karena penyakit ini sangat berbahaya dan mudah menular. Bahkan, dari setiap penderita tuberkulosis berpotensi menularkan kepada sedikitnya 10 orang dalam satu tahun,\" ungkapnya.
Ia pun mengapresiasi kegiatan sosialisasi Tuberkulosis yang digelar Konsorsium Penabulu-STPI Jawa Barat di Ponpes Al Amin Karangtawang ini menjadi jembatan untuk menyebarluaskan informasi tentang tuberkulosis kepada masyarakat luas. \"Karena di ponpes ini akan banyak menghasilkan para ustadz-ustadzah yang akan banyak berinteraksi dengan masyarakat. Diharapkan dari materi yang kami sampaikan ini bisa menjadi bekal pengetahuan untuk disampaikan kepada masyarakat luas tentang bahaya, pencegahan dan pengobatan penyakit TBC di keluarga dan lingkungan masyarakat masing-masing,\" ungkap Sudrajat.
Sementara itu, Staf Program Penabulu STPI Kabupaten Kuningan Ariful Mursyidi mengatakan, kegiatan peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia tersebut mengangkat tema \"Investasi untuk Eliminasi TBC Selamatkan Bangsa\". Pihaknya sengaja menggandeng lingkungan pondok pesantren sebagai cara strategis untuk menyebarluaskan pemahaman tentang bahaya dan pencegahan tuberkulosis kepada masyarakat.
\"Tujuan kegiatan peringatan HTBS ini dalam rangka meningkatkan skrining capaian temuan penderita penyakit TBC di Kabupaten Kuningan yang belum maksimal. Salah satunya kami menggandeng pondok pesantren karena merupakan mitra strategis, di mana mungkin saja oleh petugas kesehatan ada kendala, namun oleh para ustadz dan ustadzah informasi ini bisa lebih mudah tersampaikan kepada masyarakat,\" ujar Arif kepada Radar.
Namun demikian, Arif menambahkan, dalam upaya kampanye Tuberkulosis ini pihaknya pun telah menggandeng banyak pihak seperti komunitas, instansi pemerintah hingga para ibu-ibu kader PKK di tingkat desa untuk menyosialisasikan penyakit ini. \"Kita menggandeng banyak pihak untuk menunjang capaian eliminasi TBC di tahun 2030. Selain menggandeng pondok pesantren, kita juga punya ibu-ibu kader PKK di tingkat desa dan kecamatan yang akan membantu Puskesmas melakukan investigasi kontak untuk memutus mata rantai penyebarannya sehingga penyakit TBC ini bisa dikendalikan,\" ungkap Arif.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Amin Karangtawang Kyai Ence Burhanudin menyambut positif kegiatan kampanye TBC kepada para santri di pesantrennya. Menurutnya, informasi tentang TBC ini menjadi ilmu yang bermanfaat untuk para santri setidaknya untuk diri mereka agar jangan sampai tertular penyakit mematikan tersebut.
\"Alhamdulillah, dari kegiatan ini bisa menambah wawasan para santri untuk menjaga diri agar jangan sampai terkena penyakit TBC ini. Insya Allah dari kegiatan yang bermanfaat ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan pondok, kemudian saat mereka pulang dan berinteraksi dengan masyarakat,\" ungkap Kyai Ence. (fik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: