Toto Tohari Ganti Kaca Meja Pecah

Toto Tohari Ganti Kaca Meja Pecah

KUNINGAN –Ketua Fraksi Gerindra Bintang Toto Tohari SE telah mengganti kaca meja yang pecah karena ulahnya.  Insiden gulingkan meja itu terjadi saat sidang paripurna internal DPRD soal perombakan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) beberapa waktu lalu.

Toto mengaku refleks menggulingkan meja lantaran emosi karena dia menganggap rapat  paripurna tersebut syarat dengan kepentingan, dan nyatanya Fraksi Gerindra Bintang dan Fraksi PAN tidak diberikan tempat dalam AKD.

“Saya sudah meminta maaf, waktu itu saya refleks karena emosi. Itu refleks perbuatan pribadi saya,” kata Toto, kemarin (10/4).

Sebagai rasa tanggung jawabnya, Toto sudah mengganti kaca meja yang pecah tersebut. Kepada sejumlah jurnalis, Toto pun menunjukkan meja yang dijungkalkannya tersebut kacanya sudah utuh kembali, alias telah diganti dengan kaca yang baru.

“Sekarang (kaca) sudah utuh lagi seperti semula, sudah saya ganti. Yang rusak hanya kacanya saja ya, kalau mejanya gak rusak. Kalau mejanya perlu diganti, nanti saya ganti yang baru. Ini bentuk tanggung jawab moral saya pribadi,” ujarnya.

Anggota DPRD Fraksi Gerindra yang dulunya merupakan politisi PDIP ini membeberkan, insiden penggulingan meja rapat di ruang utama DPRD Kuningan tersebut terjadi di luar nalarnya. Hal itu refleks akibat dirinya kecewa karena tidak diberikan ruang untuk berargumentasi terkait pemilihan personel AKD, dalam hal ini Badan Kehormatan (BK).

“Saya tidak diberikan waktu untuk adu argumentasi alasannya apa. Kan yang jadi pertanyaan saya di situ kan tidak one man one vote, tetapi di pasal 1 ayat 37, anggota BK dipilih oleh anggota dewan yang hadir dalam sidang paripurna. Jadi itu spontanitas saya (membalikkan meja). Dari kemarin juga saya sudah memohon maaf ya,” tutur Toto.

Sekali lagi, Toto memohon maaf dan mengaku salah atas gerak refleksnya membalikkan meja. Hal itu semata-mata akibat kekecewaannya terhadap pimpinan sidang yang dianggapnya tidak memberi ruang untuk berargumen.

“Saya kan membela anggota fraksi saya. Karena apa pun bentuknya kalau memang berbicara di tatib, Fraksi Gerindra harus mendudukkan satu orang. Kalau sistem paket, kan gak ada paket-paketan, tapi 6 fraksi tetap mempertahankan sistem paket. Apakah sudah dibutakan oleh politik, dibutakan oleh demokrasi,” ketus Toto.

Baginya, yang benar akan dikatakan benar dan yang salah akan dikatakan salah. Dengan begitu, masyarakat akan menilai dengan sendirinya, mana yang baik dan mana yang tidak.

“Kejadian kemarin sama sekali tidak ada setingan politik. Buat apa juga diseting-seting. Gak ada itu. Itu spontanitas saya saja. Saya waktu itu memerintahkan anggota Fraksi Gerindra Bintang untuk tidak memasuki ruang komisi (rapat setiap komisi),” sebut Toto.

“Waktu itu saya membela anggota dong. Karena hak di situ. Di Tatib juga harus ada. Saya ingin membesarkan demokrasi di Kabupaten Kuningan, supaya berjalan dengan baik,” imbuh Toto yang kala itu didampingi politisi PAN sekaligus advokat, Abdul Haris SH. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: