Akademisi dari UI Ziarahi Makam Eyang Lingga Kusuma

Akademisi dari UI Ziarahi Makam Eyang Lingga Kusuma

Akademisi dari UI yang hadir saat penyerahan hibah menyempatkan untuk berziarah sekaligus berdoa di makam Eyang Lingga Kusuma, Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus, Senin 12 Desember 2022. (Agus Sugiarto)--

Radarkuningan.com, KUNINGAN- Sejumlah akademisi dari Universitas Indonesia (UI) menyempatkan diri untuk berdoa di makam Eyang Lingga Kusuma, Senin 12 Desember 2022. Makam tersebut selama ini dikeramatkan warga Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan karena diyakini sebagai nenek moyang atau leluhur Desa Linggasana. 
 
Kedatangan para inohong dari perguruan tinggi terkenal di Indonesia itu sendiri dalam rangka menyerahkan program hibah dari UI untuk Desa Linggasana. Kepala Desa Linggasana, Hj Heni Rosdiana menyambut kedatangan para intelektual tersebut di pendopo makam Eyang Lingga Kusuma.
 
 
"Terima kasih atas kehadiran bapak dan ibu dari Universitas Indonesia. Kami sangat senang dan bangga menjadi lokasi program hibah dari UI," ujar Heni, Senin 12 Desember 2022.
 
Usai acara ramah tamah, sejumlah perwakilan program hibah UI menyempatkan diri masuk ke bangunan yang di dalamnya ada makam Eyang Lingga Kusuma. Namun sebelum masuk ke dalam bangunan, mereka melihat lihat ornamen peninggalan jaman dulu yang terpasang di dinding bangunan. 
 
 
Saat ditanya apakah ornamen itu merupakan ciri khas Kuningan atau Cirebon, akademisi yang di dalamnya terdapat Arkeolog itu belum bisa menyimpulkannya.
 
"Saya belum bisa memastikannya karena belum melakukan penelitian. Ornamen yang masih ada ini keberadaannya cukup menarik," jawab salah satu akademisi.
 
Selanjutnya, didampingi juru kunci makam, Yayat Supriatna mereka langsung masuk ke dalam bangunan berwarna hijau. Yayat menerangkan jika makam Eyang Lingga Kusuma diyakini warga di desanya sebagai leluhur dari desa tersebut.
 
 
"Eyang Lingga Kusuma itu masih keturunan dari Sunan Gunung Jati," terang Yayat.
 
Yayat yang sudah lama dipercaya menjadi juru kunci makam mengajak pengunjung duduk bersila di atas tikar yang sudah disediakan. Selanjutnya dipimpin oleh Yayat, pengunjung kemudian memanjatkan doa. "Tak ada salahnya memanjatkan doa bagi yang sudah tiada," sebut Yayat. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: