Kokolotok, Masakan Kepala Kambing yang Melegenda

Kokolotok, Masakan Kepala Kambing yang Melegenda

Masakan kepala kambing bernana Kokolotok ini terasa lezat dengan bumbu sarundengnya. (Agus Sugiarto) --

Radarkuningan.com, KUNINGAN- Nama kuliner yang satu ini cukup unik, Kokolotok. Ya, Kokolotok adalah kuliner kepala kambing yang sudah cukup melenggenda bagi masyarakat Desa Singkup, Kecamatan Japara, Kuningan. Dari tiga keluarga di desa ini yang piawai memasak Kokotok, kini hanya satu keluarga saja.
 
Meski di daerah lain juga ada masakan kepala kambing, namun bumbunya sangat berbeda. Cara masak kepala kambing khas Singkup itu juga tentunya tidak sama. Hidangan kepala kambing berbalut bumbu serundeng menjadi hidangan istimewa yang boleh jadi hanya satu-satunya di Kuningan.
 

Olahan kepala kambing yang dimasak selama dua jam dengan bumbu rempah pilihan ditambah taburan serundeng parutan kelapa yang renyah, menjadikan hidangan Kokolotok sangat spesial.
 
Untuk menikmati hidangan Kokolotok ini tak perlu menu tambahan seperti sambal, lalapan, tempe ataupun kerupuk. Cukup ditemani nasi putih, kelezatan Kokolotok seketika menghapus segala permasalahan hidup.
 
BACA JUGA:Beres Jalani Evaluasi, Sekda Kuningan Bilang Begini

Proses memasak Kokolotok yang cukup lama hingga bumbunya meresap, membuat kulit dan daging kepala kambing sangat empuk dan terasa nikmat saat di lidah. Uniknya, sekalipun hidangan ini berbahan utama kepala kambing, namun tak ada tercium bau prengus khas kambing saat kita menyantapnya.

Adalah Amah, warga Singkup yang masih tersisa menggeluti usaha kuliner Kokolotok ini. Berbekal resep yang diturunkan orang tuanya, wanita itu menjalani bisnis kuliner khas Deaa Singkup itu bersama suaminya. Amah tidak membuka warung makan tapi hanya membuat Kokolotok jika ada pesanan saja.
 
 
Harga Kokolotok juga tidak mahal. Setiap satu kepala kambing yang sudah dimasak dengan bumbu sarundeng, pembeli cukup membayar antara Rp130 ribu sampai Rp150 ribu. Tergantung ukuran kepala kambing itu sendiri. Amah juga menerima pesanan  pesanan lewat media sosial.

"Penjualan Kokolotok masih hanya sebatas untuk pesanan orang-orang terdekat. Karena untuk membuat masakan Kokolotok ini membutuhkan proses cukup lama. Kalau saya buka warung khawatirnya ada sisa dan kalau tidak terjual akan basi," jelas Amah, Rabu 4 Januari 2022.
 
BACA JUGA:Yaman dan Saudi Tangkap Ular Sanca

Amah menambahkan, masakan Kokolotok sebenarnya hidangan yang sudah ada sejak zaman dulu. Di masa lalu, Desa Singkup dulunya adalah pusat jagal hewan ternak seperti sapi dan kambing untuk memasok sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Kuningan hingga Cirebon.

Kokolotok dulunya benar-benar hanya masakan tulang kepala kambing karena kulit dan dagingnya sudah diambil untuk dimasak empal. Nah, Kokolotok ini yang tersisa hanya mata dan serpihan daging di sela-sela tulangnya saja. 
 
 
Tapi sekarang, Amah membuat masakan Kokolotok dengan bahan kepala kambing utuh masih lengkap daging, kulit, lidah dan otaknya. Sehingga menjadi hidangan spesial dan sangat lezat.
 
"Satu porsi Kokolotok, bisa dinikmati oleh enam hingga delapan orang," ujar Amah yang mewarisi keahlian memasak kepala kambing dari ibunya itu. (Agus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: