ALHAMDULILLAH, Warga Pinggiran Waduk Darma Kuningan Panen Tutut, Sehari Mampu Kumpulkan Ratusan Kilogram

ALHAMDULILLAH, Warga Pinggiran Waduk Darma Kuningan Panen Tutut, Sehari Mampu Kumpulkan Ratusan Kilogram

Seorang warga Darma, Rusli memperlihatkan tutut atau siput yang dipanennya dari pinggiran Waduk Darma, Kuningan. (Bunud Sihabudin)--

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM- Suka icip-icip tutut atau siput yang dimasak aneka rasa? Sebaiknya datang ke Waduk Darma, Kuningan.
 
Dan tak perlu membawa alat untuk menangkap tutut, cukup menggunakan tangan kosong saja dijamin memperoleh banyak tutut untuk dimasak. 
 
Rasa tutut dari Waduk Darma dikenal lebih lezat. Dagingnya juga lebih berisi. Tak heran jika warga di sekitar waduk sangat doyan menyantapnya.
 
 
 
Dari pantauan radarkuningan.com, bulan ini, tetiba di pinggiran Waduk Darma stok tutut ternyata sedang melimpah. Warga pun ramai-ramai berburu siput untuk camilan keluarga. Tak hanya anak-anak yang berburu tutut melainkan juga orang dewasa. 
 
Bermodalkan ember plastik, karung dan juga kaleng bekas cat tembok, warga menyusuri pinggiran waduk. Dengan lincah, tangan warga menangkap siput dan memasukannya ke dalam wadah yang dibawanya. Hanya dalam sekejap, wadah yang dibawa sudah dipenuhi siput hasil tangkapan. 
 
Rusli, salah seorang warga setempat mengatakan, melimpahnya tutut disebabkan perubahan cuaca di sekitar waduk. Siput dari Waduk Darma selama ini dikenal cukup enak disantap jika sudah dimasak. 
 
 
 
"Sudah beberapa hari ini stok siput melimpah, terutama di pagi hari. Dengan tangan kosong saja sudah bisa membawa pulang beberapa kilo tutut. Lumayan untuk dijual lagi," kata Rusli, Senin sore 19 Juni 2023.
 
Warga setempat, kata Rusli, meyakini jika mengonsumsi siput dari Waduk Darma bisa menyembuhkan penyakit dalam. Karena itu, banyak warga yang berburu tutut. Selain untuk konsumsi keluarga juga bisa dijual dengan harga lumayan.
 
"Kami percaya, memakan tutut yang dimasak bisa menyembuhkan penyakit dalam. Warga sudah membuktikannya kok," kata Rusli.
 
 
 
Untuk harga siput sendiri, dia menyebutkan jika per kilonya dijual Rp3.500. Dalam sehari, dirinya bisa mengumpulkan 300 kilogram tutut segar.
 
"Seharian saya bisa mendapatkan sampai 300 kilogram tutut. Karena dapat banyak ya saya jual. Yang dikonsumsi keluarga sih tidak banyak," sebut dia.
 
Warga lainnya, Dudung juga mengatakan hal serupa. Ditemani dua anaknya, Dudung menyisir pinggiran waduk dan mengumpulkan tutut yang nampak berserakan.
 
 
 
Dengan lincah, Dudung dan anaknya memasukan siput ke dalam wadah. Selama satu jam berkeliling di sekitar waduk, wadah yang dibawanya sudah dipenuhi tutut. 
 
"Alhamdulillah sekarang lagi musim tutut. Nyarinya juga nggak sulit. Tinggal datang ke sini (Waduk Darma) pasti sudah bisa mengumpulkan tutut. Mungkin sekarang sedang perubahan cuaca dari kemarau ke musim hujan. Dalam setahun, siput naik ke pinggiran waduk sebanyak empat kali," ungkap Dudung. (Bubud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: