Tak Diragukan Lagi, Kopi Cibeureum, Kopi Robusta Terenak di Sekitaran Lereng Gunung Ciremai

Tak Diragukan Lagi, Kopi Cibeureum, Kopi Robusta Terenak di Sekitaran Lereng Gunung Ciremai

Kopi Cibeureum Kuningan yang berasal dari kaki Gunung Ciremai. -Istimewa-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Jika ingin menikmati kopi robusta terenak di sekitaran lereng Gunung Ciremai, datang saja ke Desa Cibeureum, Kecamatan Cilimus, Kuningan

Kopi Cibeureum, begitu biasa disebut, merupakan kopi yang memiliki cita rasa tinggi. Juga kopi yang perkebunannya juga ada di desa yang tak jauh dari Gunung Ciremai.

Sejak tahun 1996, warga Desa Cibeureum Kecamatan Cilimus, Kuningan, Jawa Barat ini telah memulai budidaya kopi.

Jatuh bangun mereka merawat kopi. Dari menanam hingga memanen, membutuhkan keseriusan dan kesabaran. Juga menghabiskan daya dan dana yang tak sedikit.

BACA JUGA:Cek Info Terbaru! Jadwal Lengkap Kereta Cepat Whoosh Jakarta Bandung

Baru belakangan ini, mereka akhirnya bisa menikmati hasilnya. Kopi Cibeureum yang mereka tanam, mendapat tempat di hati masyarakat. Terutama para pecinta kopi.

Nama Desa Cibeureum pun menjadi sangat terkenal karena kopinya. Bahkan kopi ini menjadi yang terenak di sekitaran Gunung Ciremai.

Desa Cibeureum memang mendapat anugerah tanah subur, yang cocok ditanami kopi. Lokasi perkebunan kopi milik warga desa ini, berada di ketinggian 500-600 mdpl.

Tanaman kopi jenis Robusta pun sangat cocok dan cepat berkembang di tanah dengan ketinggian itu. 

BACA JUGA:Pemilik Arunika Eatery Senang Jalan Tol Cirebon Kuningan akan Dibangun: Tolong Disegerakan

Kopi Cibeureum memang ditanam oleh warga desa tersebut secara mandiri. Warga setempat memiliki lahan tidak luas. Luas lahan per orangnya hanya sekitar 100 bata atau 1400 meter persegi.

Memang ada sebagian warga yang mempunyai lahan hingga 1 hektar atau lebih. Tapi jumlah yang memiliki lahan seluas itu tidak banyak. 

Dalam 1 hektar lahan, biasanya bisa memanen 12 kwintal kopi dalam satu kali panen. Setidaknya bila memiliki lahan 1 hektar, bisa membawa pulang Rp 6 juta.

Dulu, harga kopi dari desa ini sempat sampai Rp 60 ribu per kg. Namun sekarang sudah turun. Rata-rata harga kopi yang dibudidaya di desa itu hanya Rp 5  ribu per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: