Populasi Macan Tutul Gunung Ciremai Bertambah, Warga dan Pendaki Tak Perlu Khawatir, Cukup Lakukan Ini

Populasi Macan Tutul Gunung Ciremai Bertambah, Warga dan Pendaki Tak Perlu Khawatir, Cukup Lakukan Ini

Populasi macan tutul di Gunung Ciremai bertambah menjadi 7 ekor yang sudah teridentifikasi lewat camera trap BTNGC.-Agus Sugiharto-radarkuningan.com

Kuningan, RADARKUNINGAN.COM - Populasi Macan Tutul Jawa di Gunung Ciremai ada indikasi bertambah hingga 7 ekor, meski ada beberapa individu yang masih perlu verifikasi dan identifikasi ulang.

Bertambahnya populasi Macan Tutul Jawa di Gunung Ciremai, tentu menjadi kabar baik bagi upaya konservasi dan mempertahankan ekosistem.

Pasalnya, Macan Tutul Jawa adalah bagian penting dari ekosistem Gunung Ciremai dan menjadi predator puncak dari rantai makanan, sekaligus menjaga keseimbangan alam.

Terkait pertambahan jumlah populasi ini, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Maman Surahman mengatakan, masyarakat dan pendaki tidak perlu takut.

Sebab, lokasi habitat dari macan tutul tersebut jauh dari jalur pendakian maupun permukiman penduduk. Yang terpenting adalah masyarakat tidak mengusik bangsa alami dari Macan Tutul Jawa.

"Jadi kita cukup tidak memburu makanan dari Macan Tutul Jawa ini. Kalau makanan cukup, tidak akan turun ke permukiman," kata Maman, kepada radarkuningan.com, Rabu, 15, November 2023.

Dijelaskan dia, sifat alami  dari Macan Tutul Jawa adalah menjauhi manusia. Sehingga mereka akan menghindar. Termasuk dari jalur pendakian. 

Terkait lokasi spesifik keberadaan habitat Macan Tutul Jawa ini, Maman merahasiakannya. Dia mengungkapkan, habitat dan pergerakan karnivora besar ini, berada di areal Taman Nasional Gunung Ciremai mulai dari wilayah Kabupaten Kuningan sampai ke Majalengka. 

"Pokoknya di wilayah Taman Nasional Gunung Ciremai, baik di wilayah Majalengka mapun di wilayah Kuningan," katanya.

Maman mengaku, TNGC juga aktif melakukan edukasi. Termasuk ke sekolah yang ada di sekitar kaki Gunung Ciremai. Hal ini dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran. 

Misalnya dengan tidak mengganggu dan memburu mangsa dari macan tutul seperti babi hutan, kijang dan lainnya. Sebab, hal tersebut akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan makanan dari karnivora besar.

Sementara itu, Dwi Suryana, Koordinator Pemantau Macan Tutul BTNGC mengungkapkan, inventarisasi terhadap satwa kunci di Gunung Ciremai terus dilakukan secara rutin.

"Untuk satwa kunci macan tutul, kami sudah melakukan inventarisasi dan perhitungan dengan metode tertentu. Ada indikasi penambahan satwa yang belum terdeteksi sebelumnya," katanya.

Menurut dia, dari hasil inventarisasi awalnya memang hanya 2 individu macan tutul yakni Slamet Ramadhan dan Rasi yang merupakan hasil pelepasliaran. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: