Bukit Mercury Sayang Kaak, Wisata Teraneh di Majalengka, Ternyata Terkait dengan Kerajaan Burung Gagak

Bukit Mercury Sayang Kaak, Wisata Teraneh di Majalengka, Ternyata Terkait dengan Kerajaan Burung Gagak

Pemandangan di Bukit Mercury Sayang Kaak. -Yeniiiylan/Ig-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Tak salah jika ada yang menyebut, Bukit Mercury Sayang Kaak itu sebagai nama tempat wisata teraneh di Kabupaten Majalengka.

Teranehnya adalah soal nama belakang Bukit Mercury yang menggunakan dua kata “Sayang Kaak”.  Selain namanya terlalu panjang, antara Bukit Mercury dan Sayang Kaak itu memang kurang nyambung. Selain itu juga agak aneh.

Sebenarnya nama Bukit Mercury saja sudah sangat bangus. Masyarakat lebih gampang mengingatnya. Tapi, mengapa harus ditambah dua kata “Sayang Kaak”?

Ternyata penambahan nama tersebut bukan asal-asalan. Nama Sayang Kaak itu terkait dengan masa lalu bukit itu. Tentu sebelum menjadi destinasi wisata yang sangat terkenal di Majalengka seperti sekarang ini.

BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Sebenarnya Kenapa Anak Kucing Baru Lahir Tidak Boleh Dipegang!

Ternyata sebutan Sayang Kaak itu terkait dengan Burung Gagak. Sebelum menjadi lokasi pariwisata, dulu tempat tersebut dihuni banyak Burung Gagak.

Bahkan, masyarakat setempat meyakini jika Bukit Mercury sekarang ini, dulunya adalah kerajaan Burung Gagak. Hanya saja, apakah gagak sungguhan atau hanya mitos?

Memang di balik keindahan Bukit Mercury Sayang Kaak ini tak lepas dengan mitos. Ternyata nama Sayang Kaak memiliki arti Sarang Gagak. 

Masyarakat sekitar Bukit Mercury Sayang Kaak mengaku dulunya sering melihat banyak burung gagak yang sering mampir ke rumah warga. Walau seringkali mampir di rumah warga,burung tersebut tidak pernah mengganggu.

BACA JUGA:Bagaimana Cara Agar Kucing Mengenali Namanya Sendiri? Inilah 4 Langkah Mengajarinya!

Cerita turun menurun yang sudah melekat ini menyebutkan bahwa gagak penghuni Bukit Mercury itu bukanlah burung sungguhan. Para  karuhun dulu melihatnya sabagi burung ghaib, penunggu bukit.

Hanya generasi sekarang banyak kurang tahu persis. Apalagi banyak burung gagak yang diceritakan para orang tua terdahulu, sekarang itu sudah tidak ada lagi.

Namun demikian, meski Burung Gagak di Bukit Mercury Sayang Kaak saat ini sudah tidak ada, mitos soal burung siluman itu masih bertahan hingga kini. 

Karena itu, untuk mengabadikan mitos tersebut, pihak pengelola Bukit Mercury menambahi dengan nama belakang Sayang Kaak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: