Ada Etika Berkunjung ke Hutan Sancang, Bisa Berhadapan dengan Harimau Putih 'Jelmaan' Prabu Siliwangi

Ada Etika Berkunjung ke Hutan Sancang, Bisa Berhadapan dengan Harimau Putih 'Jelmaan' Prabu Siliwangi

Hutan Sancang memiliki mitos harimau jelmaan Prabu Siliwangi.-Adrasa ID/Youtube - Tangkapan layar-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Jangan coba-coba berperilaku buruk dan merusak ekologi Hutan Sancang! Kalau tidak ingin berhadapan dengan harimau putih 'jelmaan' Prabu Siliwangi.

Etika ini masih dipegang teguh oleh masyarakat di sekitar hutan atau leuweung Sancang. Bahkan juga diyakini oleh sebagian masyarakat di Tatar Pasundan.

Sekarang ini Hutan Sancang sudah menjadi cagar alam. Lokasinya di belahan selatan Kabupaten Garut. Hutan itu termasuk dalam Kecamatan Cibalong. Sekitar 111 km jaraknya dari Garut Kota.

Kisah harimau atau maung putih jelmaan Prabu Siliwangi, bukan saja dipercayai kebenarannya oleh masyarakat setempat. Namun, mitos itu sekarang sudah menjadi kearifan lokal atau local wisdom.

BACA JUGA:4 Cara Agar Kucing Tidak Berak di Halaman Rumah

Memang tidak masuk akal keyakinan masyarakat di leuweung yang tak jauh dari bibir pantai selatan Garut itu. Namun di sisi lain, dapat dipandang sebagai sistem pengetahuan masyarakat yang berhubungan dengan ekologi.

Artinya, masyarakaat setempat telah menyadari pentingnya keseimbangan ekosistem kehutanan. Karena itu diperlukan instrumen pengendali perilaku manusia yang seringkali berhasrat merusak alam.

Mitos harimau putih jelmaan Prabu Siliwangi itulah yang menjadi instrumen kontrol sosial tersebut. Instrumen ini akhirnya menjadi semacam etika bila berkunjung ke hutan di dekat jalan raya pantai selatan (Pansela) tersebut.

Bagi masyarakat di Tatar Pasundan, baik di Jawa Barat atau Banten, sangat percaya dengan menjelmanya Prabu Siliwangi menjadi harimau.

BACA JUGA:Kesal Hadapi Kucing Yang Berak Depan Rumah? Ternyata Inilah 5 Cara Ampuh Usir Kucing Tanpa Menyakiti

Di leuweung Sancang, konon Prabu Siliwangi beserta para loyalisnya menjelma menjadi harimau atau maung. Proses penjelmaannya pun terdapat dalam beragam versi.

Yang pertama, Prabu Siliwangi menjelma menjadi maung setelah menjalani tapadrawa. Kemudian versi kedua, Prabu Siliwangi dan para pengikutnya menjadi harimau karena keteguhan pendirian mereka untuk tidak memeluk agama Islam.

Menurut kisah tersebut, Prabu Siliwangi menolak bujukan putranya Kian Santang yang telah menjadi Muslim. Putranya itu meminta Prabu Siliwangi juga memeluk agama Islam.

Keteguhan sikap itu yang mendorong penjelmaan Prabu Siliwangi pergi ke Hutan Sancang. Di hutan ini Prabu Siliwangi pun berubah menjadi harimau putih. Para pengikutnya menjelma menjadi harimau loreng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: