3000 Tahun Lalu, Kuningan Sudah Dihuni Manusia, Wajar Disebut Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat
Situs Purbakala Cipari menjadi bukti Kabupaten Kuningan sudah dihuni manusia sejak 3000 tahun yang lalu.-Yuda Sanjaya/Dok-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Tak salah jika ada yang menyebutkan Kuningan merupakan daerah tertua di Jawa Barat. Sejak zaman purbakala, sudah ada manusia yang menghuni daerah ini.
Setidaknya sudah 3000 tahun lalu daerah ini sudah dihuni manusia. Sebab, sejak data masa lalu menunjukkan, wilayah Kabupaten Kuningan sudah ditinggali umat manusia pada zaman Megalitikum.
Perlu diketahui, periode Megalitikum itu sekitar 3500-1000 tahun sebelum masehi (SM). Jika sekarang tahun 2024, maka Kuningan sudah ditinggali manusia sudah 3024 tahun lalu.
Itupun jika menghitung dari akhir zaman Megalitikum 1000 tahun SM. Jika ternyata sudah ada sejak Megalitikum awal, usia daerah ini bisa lebih tua lagi.
BACA JUGA:5 Cara Menggunakan Jeruk Nipis untuk Mengusir Kucing yang Sering Berak Sembarangan
Bukti jika Kuningan sejak zaman Megalitikum sudah dihuni manusia purba, bisa dilihat di Situs Purbakala Cipari. Di situs tersebut terdapat bukti-bukti peninggalan zaman purba.
Situs Purbakala Cipari terletak di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Terdapat banyak peninggalan purba yang ada di situs tersebut.
Zaman megalitikum juga biasa disebut dengan zaman batu besar. Disebut begitu karena beberapa produk yang dihasilkan pada zaman tersebut berupa kebudayaan bangunan yang menggunakan batuan-batuan besar.
Contoh bangunan batu besar adalah menhir, dolmen, kubur peti batu, sarkofagus, waruga, punden berundak, dan patung-patung.
Jika dihitung tahun, periode megalitikum sudah terjadi sekitar 3500-1000 tahun SM. Walau sudah puluhan ribu tahun lalu, namun jejaknya masih dapat ditemukan di masa sekarang.
Situs Purbakala Cipari berada pada ketinggian 661 meter di atas permukaan laut (mdpl). Luas situs itu sekitar 7.000 meter persegi.
Situs Cipari pada awalnya merupakan tanah milik seorang warga bernama Wijaya. Pada tahun 1971, di tanah miliknya, secara tidak sengaja ditemukan sejenis batuan.
Batuan itu menyerupai batu yang dipamerkan di Paseban Tri Panca Tunggal, sebuah tempat cagar budaya di Kuningan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: