Cipari adalah Perkampungan Purba di Kaki Gunung Ciremai, Mengapa Tak Ditemukan Fosil Manusia?

Cipari adalah Perkampungan Purba di Kaki Gunung Ciremai, Mengapa Tak Ditemukan Fosil Manusia?

Cipari merupakan komplek tempat tinggal manusia purba di kaki Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan.-Yuda Sanjaya/Dok-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Jika dilihat dari peninggalan-peninggal prasejarah di Situs Cipari, kawasan itu merupakan perkampungan purba yang ada di kaki Gunung Ciremai.

Hanya pertanyaanya, jika itu kemungkinan kampung purba, mengapa tidak ditemukan peninggalan fosil manusia purba di situs tersebut? 

Ini memang fenomena yang sangat aneh. Biasanya jika ada situs prasejarah yang dahulunya dihuni manusia purba, selalu ada peninggalan fosil manusia. Bisa fosil tengkorak atau tulang belulang manusia.

Padahal  di situs yang tak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Kuningan tersebut, ditemukan 2 peti kubur atau peti mati dari batu. Hanya saja, di dalam 2 peti tersebut tidak ditemukan fosil manusia purba.

BACA JUGA:Rumah Tampil Cantik Dengan Dekorasi Tanaman Hias Bunga, Inilah 5 Macamnya!

Di dalam 2 peti kubur batu itu juga ditemukan bekal kubur yang lengkap. Berupa kapak batu, gelang batu dan gerabah. Lalu, di mana manusia purba yang sudah membatu itu berada?

Seperti diketahui, Situs Purbakala Cipari berada di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Situs ini kemungkinan besar peninggalan pada  akhir Megalitikum (batu besar) dan awal Neolitikum (batu baru).

Di situs yang lokasinya berada di kaki Gunung Ciremai ini, mulanya dianggap aneh dan unik. Karena di peti mati yang ada pernak-pernik benda bekal kubur, namun tidak ditemukan fosil manusia purba.

Namun, pada akhirhya terjawab juga teka-teki tidak ditemukannya fosil manusi di Situs Purbakala Cipari. Bahkan secara ilmiah pertanyaan itu terjawab juga.

BACA JUGA:Cara Sederhana Mengusir Kucing Kampung yang Suka Berak Sembarangan, Inilah 5 Tanaman Pengusir Kucing

Berdasarkan penelitian sementara, tanah di kawasan Situs Cipari mengandung unsur hara yang sangat tinggi. Apalagi situs itu berada di ketinggian 661 meter di atas permukaan air laut. 

Di posisi seperti itu, selain tanahnya gembur, subur, juga tingkat keasamannya tinggi. Hal itu yang membuat proses penguraian benda organik, seperti tulang, semakin cepat. 

Nah, tingkat keasaman yang tinggi itulah  yang membuat tulang-belulang manusia purba Cipari tidak bisa terawetkan. Seiring lamanya waktu, tulang belulang tersebut tidak tersisa.

Yang tersisa di dalam peti kubur batu itu hanya benda dan artefak, yang merupakan benda bekal kubur mayat manusia purba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: