Kuningan Juga Punya Naga, Bentuknya Digambarkan seperti Ini, Ada di Puncak Gunung Tilu

Kuningan Juga Punya Naga, Bentuknya Digambarkan seperti Ini, Ada di Puncak Gunung Tilu

Penggambaran Naga oleh masyarakat megalitikum di Kabupaten Kuningan. -Ilustrasi Bintang Mega Kusuma-radarkuningan.com

BACA JUGA:Hasil Quick Count Pemilu 2024 dari Beberapa Lembaga Survei, Kompak Prabowo - Gibran Unggul Telak

Di puncak Gunung Tilu terdapat batu dengan ukiran yang mengisahkan bagaimana persepsi masyarakat ketika itu, terhadap naga.

Situs dengan budaya megalitik atau batu besar ini, memiliki menhir dengan relief naga. Bahkan diduga menjadi sebuah komplek yang pernah dihuni manusia.

Meski sampai dengan saat ini, masih perlu dilakukan penelitian terkait dengan usia batu yang ada di puncak Gunung Tilu.

Kemudian bagaimana batu berukuran besar dan bersusun tersebut bisa ada di sana. Mengingat ketinggian dari Gunung Tilu mencapai 1.250 meter di atas permukaan laut (MDPL).

BACA JUGA:Ikan Paray khas Sungai Cipedak, Dibudidayakan oleh Warga Desa Cijemit Kuningan, Ternyata Harganya Sangat Mahal

Arkeolog Universitas Indonesia (UI), Dr Ali Akbar mengungkapkan, temuan adanya Situs Batu Naga di puncak Gunung Tilu memang sangat menarik, karena menggambarkan bagaimana kepercayaan masyarakat ketika itu.

"Bayangkan, tempat ini seperti museum alam yang menyimpan cerita dan sejarah kuno, di mana batu-batu tersebut menjadi saksi bisu dan kepercayaan prasejarah yang sudah hilang," kata Dr Ali Akbar, dikutip radarkuningan.com dari Ali Akbar Berkabar, Jumat, 26 Januari 2024.

Dijelaskan dia, pada relief menhir di Situs Batu Naga Kuningan, digambarkan bahwa naga adalah simbolisasi awal mula manusia.

Sebab, terdapat relief laki-laki dan naga. Sehingga bisa disimpulkan bahwa naga adalah lambang dari perempuan.

BACA JUGA:Membandingkan Hasil Quick Count Pemilu 2024 dari 3 Lembaga Survei, Siapa Unggul?

"Relasi antara laki-laki dan naga ini yang kemudian melahirkan manusia dari generasi ke generasi," katanya.

Naga dalam konteks ini erat kaitannya dengan spiritual masyarakat setempat dan dipahat menjadi relief pada menhir atau batu besar yang ditempatkan secara vertikal di tanah.

Dijelaskan Dr Ali Akbar, naga dalam konteks tersebut menjadi mahluk yang dihormati, simbol kehidupan dan mewakili kekuatan alam semesta.

Terkait penelitian ini, Dr Ali Akbar menyatakan, dirinya sudah menuliskan pada jurnal internasional terindex Scopus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: