Bahasa Sunda Kuno Parean Indramayu, Digunakan Sejak Abad ke-14, Pengaruh dari Kerajaan Sunda Galuh

RADARKUNINGAN.COM - Unik memang. Di tengah-tengah mayoritas masyarakat Jawa, ada sekelompok warga di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu yang menggunakan bahasa Sunda.

Dialek bahasa Sunda yang digunakan pun sangat berbeda dengan Dialek bahasa Sunda pada umumnya. Sekelompok masyarakat di Kandanghaur ini menggunakan bahasa Sunda Abad ke-14.

Dialek bahasa Sunda kuno ini, lebih dikenal dengan bahasa Sunda dialek Parean. Dialek ini dulunya merupakan pengaruh dari Kerajaan Galuh. Sebab, dulu Kandanghaur merupakan bagian dari kerajaan tersebut.

Disebut dialek Sunda Parean, karena yang menggunakan bahasa itu adalah masyarakat yang tingggal di Parean, Kecamatan Kandanghaur.

BACA JUGA:Bikin Terharu! Ternyata Ini 3 Alasan Kucing Kampung Membawa Tikus ke Rumah

Selain masyarakat Parean, ada juga yang menggunakan bahasa Sunda abad ke-14. Masyarakat tersebut tingggal di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Indramayu.

Hingga tahun 1980-an masyarakat di Kandanghaur dan Lelea masih kental menggunakan Sunda Parean dalam kehidupan sehari-hari. Terutama oleh para orang tua.

Namun lama kelamaan bahasa ini sudah bercampur dengan bahasa Jawa dialek Indramayu. Masyarakat di daerah ini menyebut dengan bahasa campuran Jawa Sunda.

Seperti diketahui, bahasa Sunda merupakan salah satu jenis bahasa tertua di Indonesia. Di belahan pulau Jawa bagian barat ini memang didominasi oleh penutur bahasa Sunda.

BACA JUGA:Biaya Pembangunan Rp 8 Miliar, Masjid Megah Al Affan di Jalan Cirebon - Kuningan Dibangun Pj Gubernur Jateng

Banyaknya sebaran masyarakat Sunda tersebut, hal ini menjadikan bahasa Sunda memiliki bentuk variasi dialektal. 

Salah satu bentuk variasi dialeknya adalah bahasa Sunda dialek Parean. Dialek ini berada di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. 

Lalu, seperti apa batasan bahasa Sunda dialek Parean di Kecamatan Kadanghaur? Juga bagaimana bentuk bahasa Sunda dialek Parean yang ada di lingkungan masyarakat Jawa?

Ada penelitian menarik yang dilakukan oleh Bagus Andryana Kusum dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jawa Tengah.

Sumber: