Kampung di Kuningan Ini Dilarang Pakai Semen, Penghuni Rumah Bisa Sakit Berkepanjangan
Kampung di Kuningan Jawa Barat-Lebakherang TV-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Kampung Bulak Kupa yang merupakan salah satu wilayah perkampungan di Dusun Buhun Desa Mandapajaya Kecamatan Cilebak Kabupaten Kuningan Jawa Barat memiliki kisah mitos yang terus berkembang di daerah tersebut.
Mitos tersebut berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat di Kampung Bulak Kupa. Di mana setiap masyarakat di daerah tersebut dilarang untuk menggunakan semen dalam sebuah konstruksi rumah mereka.
Pasalnya, hal itu dianggap akan berdampak kepada penghuni rumah seperti sakit berkepanjangan, mendapatkan kesulitan hidup dan kesusahan lainnya.
Tidak hanya itu, mitos dan kepercayaan masyarakat setempat terkait larangan tersebut sudah menjadi sebuah bagian dari tradisi yang tetap diwariskan dan dijaga turun temurun.
BACA JUGA:Kisah Batu Lingga Gunung Ciremai, Sempat Disinggahi Sunan Gunung Jati Hingga Misteri Nyi Linggi
"Upami sebat ayeuna mah mitos, tapi ai abdi mah masih percaya emang kumahanya da adat urang, aya wae kitu upami ditembok," ujar salah seorang warga setempat seperti dikutip dari video unggahan YouTube Lebakherang TV.
"Kalau sekarang disebut mitos, tapi kalau saya pribadi masih percaya memang tradisi kita, pasti ada saja (malapetaka) kalau ditembok (semen)," ujarnya, diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia.
Secara turun temurun masyarakat di kampung tersebut lebih memilih untuk menggunakan sumber daya alam yang ada di sekitar seperti kayu.
Tak heran apabila tampak deretan rumah yang ada di Kampung Bulak Kupa Kuningan itu tidak ada satu pun yang menggunakan tembok semen.
BACA JUGA:Bulak Kupa Jadi Satu-satunya Kampung Tradisional di Kuningan Jawa Barat, Hanya Ada 9 Keluarga
BACA JUGA:Kemaluan Besar Samundaka dan Lurusnya Sungai Cisanggarung Menjadi Asal Usul Desa Maleber Kuningan
Semua rumah yang berbentuk panggung itu terbuat dari bahan kayu sebagai konstruksi utama bangunan tempat tinggal mereka.
Bahkan, pada zaman dahulu mereka masih mempertahankan atap rumah dari ijuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: