Keberadaan Kerajaan Pajajaran Terkait Lima Keraton, Masing-masing Punya Nama Berbeda, Begini Penjelasannya!

Keberadaan Kerajaan Pajajaran Terkait Lima Keraton, Masing-masing Punya Nama Berbeda, Begini Penjelasannya!

Ilustrasi Kerajaan Pajajaran-Radar Kuningan-Radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Kerajaan Pajajaran merupakan salah satu Kerajaan besar di Jawa Barat pada masanya.

Keberadaan Kerajaan Pajajaran tentu masih menyisakan tanda tanya. Mengingat, tidak banyak bukti yang dapat mengungkap hal tersebut menjadi terang benderang.

Terlebih, kerajaan yang menjadi bagian dari sejarah panjang masyarakat Sunda itu tidak banyak meninggalkan sisa-sisa bangunan dan peninggalan lainnya. 

Konon, tempat tinggal sosok raja paling mashur Prabu Siliwangi itu punya lima keraton megah dengan nama berbeda.

BACA JUGA:Sinergi Kerajaan di Kaki Gunung Ciremai dan Galunggung, Lahirkan Kuningan, Ingin Saingi Kekuasaan Galuh

BACA JUGA:Kisah Winduhaji Melawan Rajagaluh, Konon Pertempuran antara Kuda Mungil dengan Gajah Tinggi Besar

Keraton atau yang juga lebih dikenal khalayak sebagai sebuah istana raja selalu melekat dalam kisah kehidupan masyarakat sebelum ini.

Tidak banyak yang tahu kalau keraton atau istana tempat tinggal raja di zaman Kerajaan Pajajaran itu memiliki nama yang berbeda-beda.

Dalam naskah Sunda lama, Carita Parahyangan ditemukan keterangan terkait keraton Pajajaran "Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati."

Sejarawan Sunda, Saleh Danasasmita mengungkapkan bahwa keterangan tersebut terdiri dari lima nama yang berbeda.

BACA JUGA:Geger Galuh: Buah Main Serong Prabu Mandiminyak dan Pohaci Rababu

BACA JUGA:4 Fakta Ratu Nilakendra, Penerus Prabu Siliwangi yang Menganut Aliran Sesat, Gagal Mempertahankan Pajajaran

"Di sini kita menghadapi lima nama yang berdiri sendiri, yakni Bima, Punta, Narayana, Madura dan Suradipati," tulis Saleh Danasasmita seperti dikutip Radar Kuningan dalam bukunya yang berjudul "Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi."

Adapun keterangan yang termuat dalam Carita Parahyangan dengan kata Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, kata 'Sri' tersebut hanyalah sebuah penghormatan bukan nama keraton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: