Kisah Gunung Dulang, Bekas Markas Pemberontak di Kabupaten Kuningan yang Penuh dengan Mitos

Kisah Gunung Dulang, Bekas Markas Pemberontak di Kabupaten Kuningan yang Penuh dengan Mitos

Gunung Dulang merupakan kawasan bukit di lereng utara Gunung Ciremai yang ditengarai pernah menjadi markas pemberontak di Kabupaten Kuningan.-BTNGC-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Blok Gunung Dulang merupakan area yang masih jarang tersentuh oleh pendaki di Gunung Ciremai hingga saat ini.

Keberadaannya juga kerap dibersamai dengan mitos Nini Pelet hingga beragam hal mistis lainnya.

Dalam perspektif sejarah, gundukan bukit di sisi utara Gunung Ciremai ini, diduga pernah menjadi markas pemberontak DI TII di Kabupaten Kuningan.

Pemberontakan bersenjata tersebut terjadi pada rentang waktu antara 1947 sampai dengan 1962.

BACA JUGA:Cara Menjinakkan Anak Kucing: Berikut ini 6 Tips Membina Kepercayaan dengan Anak Kucing Baru

Selama kurang lebih 13 tahun, gerombolan pemberontak tersebut kerap membuat warga resah. Terutama mereka yang bermukin di dekat kawasan hutan.

Lantaran sering kehabisan sumber makanan, kawanan pemberontak kerap turun ke permukiman dan mencuri bahan makanan penduduk.

Mereka kerap berpindah-pindah di kawasan hutan untuk mencegah kejaran maupun perlawanan. Salah satunya di area yang cukup sulit dijangkau yakni Blok Gunung Dulang.

Menurut warga Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Dodo, kelompok pemberontak ini membangun markas di area tersebut.

BACA JUGA:Ingin Punya Peliharaan Imut dan Lucu? Ini Nih 5 Ras Kucing Kaki Pendek, yang Mungil dan Menggemaskan

Sesekali mereka turun dan mengambil hewan ternak seperti ayam, kambing, sapi dan beragam logistik makanan lainnya.

"Gerombolan membangun markas dan bersembunyi di hutan, salah satunya di Gunung Dulang," katanya, dilansir dari publikasi BTNGC.

Akibat pemberontakan itu, sebanyak 13 ribu rakyat Sunda gugur. Termasuk di dalamnya organisasi keamanan desa (OKD) dan pasukan Indonesia.

Hingga akhirnya pimpinan pemberontak yakni Kartosoewirjo ditangkap dan dieksekusi pada tahun 1962, gerakan ini pun berhasil padam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: