Sengaja Bersepeda dari Tasikmalaya Demi Warung Salam, Rumah Makan Khas Sunda di Pedalaman Sumedang
Warung salam, rumah makan khas Sunda di pedalaman Kabupaten Sumedang.-Dokumen-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Ada rumah makan khas Sunda di pedalaman Kabupaten Sumedang yang sedang viral akhir-akhir ini. Namanya Warung Salam.
Rumah makan ini menggoda banyak kalangan. Termasuk di antaranya para pesepeda. Ada sejumlah cyclist yang mengayuh sepeda sengaja untuk bisa makan siang di warung tersebut.
Tak tanggung-tanggung, para pegowes tersebut rela mengayuh sepada mereka dari Kota Tasikmalaya menuju Warung Salam. Warung yang lokasinya persis di kaki Gunung Cakrabuana.
Jika dilihat jarak memang tidak terlalu jauh. Dari pusat Kota Tasikmalaya menuju ke warung tersebut sekitar 60 km. Namun, jika dilihat dari medannya sangat menantang.
BACA JUGA:5 Tips Mengatasi Semut yang Bersarang di Dalam Rumah, Sangat Ampuh! Ternyata Mudah Dilakukan
Para pegowes, yang dipimpin oleh Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda tersebut, harus melewati tanjakan maut dan terkenal padat. Dari Kota Tasik, langsung mengarah ke Rajapolah di Kabupaten Tasikmalaya.
Setelah itu baru bergabung ke jalan nasional yang menghubungkan Bandung - Jogjakarta. Jalur tersebut terkenal tanjakkan mautnya yang lumayan panjang.
Setelah masuk Ciawi di Kabupaten Tasikmalaya, mulai jalan menanjak, walau masih tipis-tipis. Baru selepas itu ada tanjakan curam dan panjang. Namanya Tanjakan Gentong.
Bisa dibayangkan, mobil saja harus diganjal supaya tidak mundur. Apalagi sepeda, walau bisa digowes tetapi sangat berat. Karena tanjakannya tiba-tiba belok dan curam.
BACA JUGA:Ternyata Kucing Lebih Suka Orang yang Tidak Menyukainya, Lho Kok Bisa? Ini Alasannya!
Tanjakan Gentong itu berakhir di Kadipaten. Sebuah wilayah yang menjadi tapal batas Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dari Kadipaten langsung ke Malangbong yang sudah masuk ke wilayah Kabupaten Garut. Kondisi jalannya memang datar dan cenderung menurun.
Hanya saja jalur itu sangat padat dan bahkan macet total, ketika itu. Para pegowes terpaksa mencari jalan setapak di kiri jalan utama agar tetap bisa melaju, walau sangat pelan.
Setelah sampai Pasar Malangbong, kemudian memilih rambu lalu lintas yang ke arah Sumedang. Mulanya Kondosi jalannya datar. Hanya kadang menanjak dan menurun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: