Jeniper Sumbang 11 Karung Kulit Jeruk untuk Eco Enzyme

Minggu 03-07-2022,22:13 WIB
Editor : M Taufik

Radarkuningan.com, KUNINGAN - Perusahaan minuman khas Kuningan Jeniper menyumbangkan 11 karung bahan organik (BO) kulit jeruk nipis untuk dibuat cairan eco enzyme yang dipercaya dapat menangani wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang tengah dihadapi para peternak sapi di Kabupaten Kuningan.

Sebanyak 11 karung limbah jeruk nipis tersebut diangkut menggunakan mobil bak terbuka milik Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan. Kemudian dibawa ke sekretariat Komunitas Eco Enzyme (KEE) Kuningan di Desa Kaduagung, Kecamatan Sindangagung. Lalu sebagian langsung diproses untuk dibuat eco enzyme dan sebagian lagi didistribusikan ke sejumlah anggota dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

BACA JUGA:Makna Jersey Tandang Baru Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF U-19

Pemilik usaha Jeniper Dede Deffan Purnama mengatakan, penyerahan limbah kulit jeruk untuk eco enzyme ini sebagai bentuk paritisipasi terhadap penanganan wabah PMK di Kabupaten Kuningan. Deffan mengaku baru tahu ternyata dari bahan organik khususnya kulit buah-buahan bisa dibuat cairan yang sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia dan lingkungan bahkan efektif untuk pengobatan PMK.

"Kami setiap kali produksi Jeniper menghabiskan jeruk nipis antara 5 kwintal hingga 1 ton, dan limbahnya dibuang begitu saja ke TPA. Ternyata, saya baru tahu kulit jeruk bisa diolah menjadi eco enzyme yang khasiatnya bisa mengobati sapi yang terkena PMK. Daripada terbuang percuma, saya sumbangkan saja ke Komunitas Eco Enzyme Kuningan untuk dimanfaatkan," ujar Deffan kepada Radar Kuningan, Minggu (3/7).

BACA JUGA:Geger.... Pergi dari Sabtu Pagi, Pedagang Pisang Tak Kunjung Pulang

Deffan pun berharap dari sumbangan sampah organik tersebut bisa menghasilkan eco enzyme dalam jumlah banyak sehingga bisa membantu para peternak sapi di Kuningan yang kini sedang kesusahan menghadapi wabah PMK. "Saya hanya bisa menyumbangkan sampah kulit jeruk. Mudah-mudahan bantuan ini bisa sedikit membantu permasalahan PMK di Kabupaten Kuningan," ucap Deffan.

Sementara itu Ketua Komunitas Eco Enzyme Kuningan Gina Dendie menyampaikan terima kasih atas bantuan bahan organik kulit jeruk dari Jeniper tersebut. Bahkan, akan membuat kualitas eco enzyme yang dihasilkan nanti lebih bagus dan beraroma lebih segar karena dominan wangi jeruk.

BACA JUGA:Anna Colin

"Terima kasih atas partisipasi Jeniper menyumbangkan limbah kulit jeruk ini untuk kami proses menjadi eco enzyme. Selanjutnya kami tambahkan empat macam bahan organik lain dan gula merah atau molase untuk diproses fermentasi selama 3 bulan. Insya Allah nanti cairan eco enzyme yang dihasilkan sangat bagus dengan aroma jeruk yang menyegarkan," ujar Gina. 

Namun disayangkan, kata Dina, tidak semua bahan organik tersebut bisa diproses menjadi eco enzyme karena keterbatasan bahan dan tong besar untuk wadah pembuatannya. Sehingga sebagian limbah kulit jeruk yang tidak terpakai tersebut akhirnya diproses menjadi pupuk kompos saja.

BACA JUGA:Sejarah Desa Cipetir, Pohon Besar yang Bisa Menarik Petir

"Hanya sebagian yang kita proses eco enzyme, dan sisanya dimanfaatkan untuk pupuk kompos saja. Karena untuk bahan molase kita harus beli dalam jumlah banyak dan wadah tong juga sangat terbatas, jadi kita hanya bisa buat sekitar 200-300 liter eco enzyme. Padahal dengan 11 karung kulit jeruk itu kita bisa buat 2 ton eco enzyme," kata Gina menyayangkan.

Untuk kedepannya, Gina berharap, akan lebih banyak anggota dan masyarakat yang bisa membuat eco enzyme. Tentu dengan harapan ada dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kuningan ikut berkolaborasi memanfaatkan limbah organik menjadi cairan eco enzyme sebagai upaya pelestarian lingkungan sekaligus penanganan kebencanaan seperti wabah PMK seperti sekarang. 

Kategori :