"Orang tua Hildan ternyata bukan orang sembarangan, dan meminta proses pencarian dilanjutkan lagi," ujar Lukas.
Di hari Keempat, pencarian pun dilanjutkan kembali dengan bantuan tim SAR dari luar negeri yang didatangkan oleh orang tua Hildan.
Di hari ketujuh, usaha pencarian mulai menemukan titik terang, helikopter yang ikut dilibatkan melihat dua sosok manusia berada di dasar kawah.
Maka dibentuklah tim untuk proses evakuasi kedua jasad manusia yang diindetifikasi merupakan Hildan dan Raya berdasarkan warna jaket.
BACA JUGA:Mengenal Blok Pugag di Salajambe Kuningan, Satu Keturunan Memiliki Dua Keyakinan
Dari hasil tim otopsi, disebutkan kalau Hildan sempat bertahan satu hari usai terjatuh ke dasar kawah, namun tewas karena bau belerang menyegat dan kondisi tangan patah.
"Kalau Muhamad Raya, meninggal malam itu juga," cerita Lukas dari pemaparan tim otopsi.
Akhirnya, kedua jenazah temannya tersebut berhasil dievakasi dan dibersihkan untuk dikebumikan di tempat tinggalnya masing-masing.
Imbas dari kejadian tersebut Lukas, Fajar dan Zaki akhirnya dikeluarkan dari sekolah karena dianggap melakukan kesalahan yang berakibat hilangnya nyawa sesorang.
Lukas akhirnya menyadari, apa pun bentuk kegiatan yang akan dilakukan, izin dari orang tua adalah yang paling utama. *