"Dari aspek teknis, jalan nasional yang sekarang ini tidak memenuhi syarat," katanya.
BACA JUGA:Ban Kontainer Pengangkut Baja Amblas, Jalan Kuningan - Cirebon Tersendat
BACA JUGA:ADUH IEUNG, Pencabulan Anak di Bawah Umur di Kuningan Terus Meningkat
Jadi menurut Ridwan, kendaraan besar yang membawa berbagai macam komoditas maupun bahan bangunan, tidak bisa leluasa melintasi jalan nasional tersebut.
Dirinya mengambil contoh jalan nasional yang dari arah Cirendang menuju Cigugur.
Terdapat tanjakan jalan yang ada di wilayah Gunung Keling dan pertigaan yang membentuk huruf T di Cigugur, tidak ramah untuk pengendara.
"Tanjakan tersebut dan pertigaan yang membentuk huruf T, sangat tidak memenuhi syarat, karena itu sering terjadi kecelakaan di wilayah tersebut," terang Ridwan.
BACA JUGA:5 Kasus Rudapaksa yang Menggemparkan Kuningan, Korbannya Masih di Bawah Umur
BACA JUGA:Ketua Kwarda Pramuka Jabar Puji Sukabumi, Atalia Lantik Marwan dan Ade
Oleh sebab itu, kendaraan-kendaraan besar memilih melintas jalan dalam kota dengan waktu yang mereka pilih antara pukul 22.00 WIB hingga pagi.
"Yang sebetulnya, jalan di dalam kota sendiri kurang mendukung untuk kendaraan besar," sambungya.
Dengan kondisi tersebut, Ridwan bertekad pembangunan JLTS harus tetap terlaksana, karena memang sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya distribusi barang.
"Karena jalan baru nanti yang akan dibangun, sudah diperhitungkan masalah teknis yang sesuai dengan Detail Engineering Design itu," pungkasnya.
BACA JUGA:4 Modus Operandi Pelaku Pencabulan, Nomor 4 Berdalih Pengobatan
Itulah keuntungan yang bakal dirasakan masyarakat jika Jalan Lingkar Timur Selatan jadi dibangun.
Khususnya, bakal dirasakan pelaku usaha yang membutuhkan kecepatan dan keselamatan dalam distribusi barang.*