RADARKUNINGAN.COM – Indonesia memiliki spesies harimau sendiri yang diberi nama Harimau Sunda atau panthera tigris sondaica mengacu pada taksonomi baru dari penelitian Andreas Wilting.
Mengacu pada taksonomi baru penamaan Sunda pada harimau, bukan mengacu pada wilayah adat maupun geografi tanah Pasundan yang berada di Jawa Barat.
Sunda tersebut dimaksud adalah wilayah biogeografi yang mencakup wilayah Pulau Sumatera, Pulau Bali dan Pulau Jawa.
Oleh karena itu, harimau sumatera atau panthera tigris sumatrae diklasifikasikan sebagai subspesies dari harimau sunda dikenal dengan nama latin panthera tigris sondaica.
Menurut Andreas Wilting, spesies harimau di dunia disederhanakan menjadi hanya 2 yakni harimau kontinental dan harimau sunda.
Subspesies dari harimau kontinental mencakup harimau yang berada di wilayah daratan Asia mencakup Rusia, Timur Tengah, India, China, Indochina dan semenanjung Malaysia. Sedangkan harimau sunda mencakup wilayah Pulau Jawa, Bali dan Sumatera.
Mengacu pada vonis punah oleh IUCN pada harimau jawa dan harimau bali, berarti harimau sumatera merupakan satu-satunya subspesies yang tersisa dari harimau sunda di Indonesia.
Bila terjadi kepunakan terhadap harimau sumatera, berarti keseluruhan spesies dari harimau sunda sudah tidak ada lagi.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) jumlah harimau sumatera yang tersisa di alam liar hanya sekitar 600 ekor.
Mereka hidup di 23 lansekap yang tersebar di Pulau Sumatera dengan masing-masing lokasi terdiri dari 1 sampai dengan 185 individu.
Sayangnya di tengah kasus critically endangered (CE) atau kritis dari kepunakan, konflik manusia dan harimau terus menerus terjadi.
BACA JUGA:Bahaya Tanaman Sirih Gading! Hati-hati Beracun Bagi Manusia dan Hewan
Menurut WWF, masalah paling utama adalah harimau sumatera dibunuh karena kepentingan komersial.