RADARKUNINGAN.COM - Burjo khas Kuningan memiliki ciri yang beda dengan warung lainnya. Satu sama lain punya kemiripan, meski tersebar di berbagai daerah di Pulau Jawa.
Warung Burjo Kuningan bisa dibilang sebagai kedai cepat saji tradisional yang persebarannya terbilang cepat.
Kesuksesan usaha ini, turut mendorong masyarakat di Kabupaten Kuningan untuk hidup di perantauan dengan membuka usaha di sektor informal.
Menurut seorang penulis yang pernah mengulas sejarah Burjo Kuningan, Misael A Husin, usaha ini berawal dari jajanan bubur kacang hijau yang dijual berkeliling.
BACA JUGA:Kenapa Kucing Mengikuti Kita ke Kamar Mandi? Simak 7 Penyebab dan Alasannya Disini
BACA JUGA:Hati-hati Mendaki Gunung Ciremai, Banyak Pantangan Harus Ditaati, Ada Kisah Mistis Nini Pelet
Tersebutlah nama Salim Saca, warga Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan yang menjual makanan ini.
Dagangan ini, awalnya dijajakan dengan cara berkeliling dengan memakai dongdangan. Kemudian lama kelamaan barulah membuka semacam warung.
Awalnya, usaha ini hanya ada di Kabupaten Kuningan. Lantas mulai diikuti dan para perantau dari Kota Kuda, membawanya ke berbagai daerah.
Misalnya Jogjakarta, Semarang, Jakarta, Bandung, Bekasi hingga daerah perantauan lainnya.
BACA JUGA:Sambut Pemudik, 50 Ruas Jalan di Kabupaten Kuningan Diperbaiki, Tersebar di Lokasi Ini
Dengan cepat usaha ini berkembang di berbagai daerah di Pulau Jawa, hingga menjadikan warung burjo ini identik dengan Kabupaten Kuningan.
Lalu, apa yang menjadi ciri khas dari Burjo Kuningan? Simak ulasannya berikut ini.
1. Cara Memasak