RADARKUNINGAN.COM - Banyak masyarakat Sunda di tanah seberang yang , masih melestarikan tradisi nenek moyangnya. Salah satunya adalah masyarakat etnis Sunda yang tinggal di Lampung.
Salah satu tradisi yang masih lestari masyarakat Sunda di Lampung adalah tradisi Peperahan. Tradisi ini selain unik juga menarik.
Unik dan menariknya, seni tradisional ini bagi masyarakat dari Suku Sunda yang tinggal di Jawa Barat pun, sudah banyak dianggap asing. Namun, tradisi ini justru dilastarikan oleh sebagian masyarakat Sunda yang tinggal di Lampung.
Selain Peperahan, sebagian masyarakat Sunda mengenal dengan istilah Papahare. Tradisi ini sebenarnya masih ada. Hanya saja namanya sudah berganti. Wajar jika tak banyak yang tahu tentang tradisi ini.
BACA JUGA:Dihajar Arab Saudi 3-1, Shin Tae-yong Akui Masih Cari Komposisi Ideal Timnas Indonesia U-23
Papahare lebih banyak dilakukan oleh orang-orang yang hidup di daerah pedesaan. Tradisi ini hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu saja.
Jika dilihat dari asal-usulnya, Peperahan atau Papahare juga dikenal dengan papadangan. Secara harafiah bisa diartikan sebagai makan masakan sendiri secara bersama-sama di suatu tempat.
Hanya saja, sekarang masyarakat Sunda lebih mengenal dengan istilah piknik. Sebab, tradisi ini, masyarakat memasak sendiri makanan yang akan dibawa untuk di bawa ke suatu tempat tekreasi. Bukan dengan pergi ke rumah makan untuk makan bersama.
Namun, ada pula yang mengartikan Peperahan sebagai upacara sedekah bumi. Yang ditandai dengan makan bersama dalam masyarakat desa tersebut.
Ternyata tradisi ini masih dilestarikan oleh masyarakat Sunda di Lampung. Terutama masyarakat Sunda yang tinggal di Desa Sumur Kumbang, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan.
Ada penelitian menarik dari tradisi ini yang dilakukan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila). Penelitian tersebut dilakukan para tahun 2016 oleh Neli Komalasari.
Penelitian tersebut diberi judul “Tradisi Paperahan pada Masyarakat Sunda di Desa Sumur Kumbang Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan”.
Dijelaskan dalam latar belakang penelitian tersebut, bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikiultural. Disebut demikian karena terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Juga, dari berbagai macam suku bangsa tersebut memiliki keberagaman tradisi yang berbeda-beda.
BACA JUGA:INFO MUDIK: Fasilitas Unik di Rest Area Taman Cirebon Power, Ada Tenda Keluarga dan Cukur Gratis