Nuzul memberikan apresiasi terhadap langkah penyediaan sekitar 7.000 bibit pohon untuk penghijauan, serta penggunaan material ramah lingkungan.
BACA JUGA:Bermain Bola saat Hujan, Anak 7 Tahun Hanyut Terbawa Arus
BACA JUGA:Lintas Sektoral Gelar Rapat, Jamin Kesuksesan Perayaan Nataru di Kuningan
Terutama dalam pembangunan infrastruktur kawasan, seperti paving block berpori yang memungkinkan air hujan terserap langsung ke tanah.
“Yang penting ke depan adalah perawatan rutin. Jangan sampai pori-pori tanah tertutup endapan pasir yang mengeras,” pesannya.
Menanggapi sorotan publik terkait pembukaan akses jalan di kawasan tersebut,
Nuzul menegaskan bahwa jalur tersebut dibuat bukan untuk eksploitasi, melainkan untuk mendukung mobilisasi kegiatan penanaman dan perawatan vegetasi.
BACA JUGA:Prestasi yang Mengancam, Isu yang Menyerang: Komjen Suyudi dan Perang Dua Medan
“Jalan itu fungsinya mempermudah distribusi bibit dan aktivitas konservasi. Kami sudah melihat langsung bibit-bibit tanaman di lokasi,” jelasnya.
Meski memberikan apresiasi awal, DPRD menegaskan bahwa fungsi pengawasan tetap dijalankan secara ketat.
Pihak pengelola akan dipanggil ke Gedung DPRD untuk melakukan kajian komprehensif, termasuk pembahasan dokumen Studi Kelayakan (Feasibility Study).
“Kajian lanjutan akan kami lakukan di DPRD. Dokumen feasibility study sudah kami minta untuk ditelaah lebih mendalam,” tegas Nuzul.
BACA JUGA:Rektor Uniku Terima Person Of The Year 2025 Radar Cirebon, Kategori Inovasi Pendidikan Tinggi
Ia juga menekankan agar setiap pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata tetap berlandaskan prinsip keberlanjutan dan tidak mengorbankan keseimbangan ekosistem.