Sungai Cilengkrang Tercemar, Tiga Desa Protes, Minta Pemdes Cisantana Bertanggung Jawab
KUNINGAN - Keluh kesah pencemaran air akibat kotoran ternak, terus berlanjut. Setelah masyarakat Kelurahan Winduherang, tiga desa di Kecamatan Kramatmulya mengeluhkan hal serupa. Yaitu Desa Pajambon, Desa Sukamukti dan Desa Gandasoli. Kepala Desa Pajambon Nani Ariningsih mengaku, akhir-akhir ini aliran Sungai Cilengkrang kotor. Hasil penelusuran, pencemaran diakibatkan kotoran ternak dari Desa Cisantana. Sebab itu, Ia meminta Pemdes Cisantana untuk memberitahukan kepada para peternaknya untuk tidak membuang kotoran ternak terutama sapi ke Sungai Cilengkrang. “Aliran Sungai Cilengkrang itu dipakai sumber penghidupan masyarakat kami, dan desa-desa di sekitar desa-desa kami. Ada Desa Sukamukti, dan Desa Gandasoli,” ungkap Nani. Akibat tercemarnya aliran Sungai Cilengkrang, sebagian masyarakatnya mengalami gatal-gatal. Masyarakatnya juga tidak bisa kembali menggunakan air tersebut guna mandi, minum dan lain-lain karena kotor. Kepala Desa Sukamukti Nana Mulyana mengeluhkan hal serupa. Menurut dia, aliran Sungai Cilengkrang merupakan satu-satunya mata air untuk kebutuhan konsumsi dan MCK masyarakatnya. Untuk itu, Ia memohon Pemdes Cisantana untuk memonitoring ke lokasi peternakan sapi yang berada dekat kawasan Sungai Cilengkrang karena limbah kotoran sapi sudah sangat mencemari Sungai Cilengkrang. “Untuk menghindari konflik antar masyarakat kami dan peternak, kami mohon Pemdes Cisantana memfasilitasi pertemuan untuk solusi,” ucap Nana Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kuningan H Maryoto mengaku telah melakukan survei dan identifikasi ke lokasi bersama para pemdes terkait. Hasilnya peternak sapi masyarakat Desa Cisantana semakin banyak. Pembuangan kotoran ternaknya ke tebing Sungai Cilengkrang. Sehingga di musim penghujan kotoran tersebut turun dan terbawa arus Sungai Cilengkrang. “Aliran air Sungai Cilengkrang, sebagian besar memang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat ketiga desa itu,” terang Maryoto Hasil pengamatannya di lapangan, lanjut dia, kualitas air tersebut betul tidak layak untuk kebutuhan minum maupun lain. Sebab airnya berwarna keruh kehitaman dan agak berbau. Ada indikasi tercemar dan perlu diadakan uji laboratorium.(tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: