Hindari Corona, Blusukan ke Rumah Warga
KUNINGAN–Anggota DPRD Kuningan Sri Laelasari mengisi masa reses dengan menyambangi rumah-rumah warga di sejumlah desa termasuk perkotaan. Hal ini dilakukan, agar tidak menimbulkan kerumunan saat mendengar keluhan dan aspirasi masyarakat. Dalam kunjungan reses tersebut, Sri yang juga kader Partai Gerindra Kuningan ini berdiskusi bersama warga kaitan dengan persoalan yang dialami.
Namun hal yang paling ditekankan yakni kondisi perekonomian warga akibat dampak pandemi Covid-19. “Saya melihat banyak warga benar-benar kesulitan ekonomi akibat dampak Covid-19. Misalnya saja di perdesaan, tak sedikit warga perantau yang dipulangkan karena Covid-19, akhirnya mereka tidak memiliki penghasilan,” kata Anggota DPRD Kuningan, Sri Laelasari saat dimintai keterangan persnya, Minggu (6/12).
Tak hanya itu, Sri juga melihat, bahwa warga mengeluhkan terhadap bantuan-bantuan pemerintah yang dinilai tidak merata. Banyak warga menunggu bantuan tersebut, sebab sebagian dari mereka betul-betul membutuhkan akibat dampak Covid-19. “Sekarang kan musim medsos, banyak bantuan-bantuan pemerintah yang mereka ketahui sendiri dari medsos. Tapi di lapangan, ternyata warga ini tidak menerima. Nah ini fungsi kontrol kita sebagai anggota dewan, apakah bantuan-bantuan yang disalurkan ini sudah sampai ke titik bawah,” jelas politisi asal Gerindra tersebut.
Di sisi lain, sebagian besar warga di perdesaan cukup kesulitan ketika menghadapi pembelajaran jarak jauh. Sebab anak-anak yang biasanya bersekolah dengan tatap muka, kini harus melalui sistem daring atau luring. “Banyak ibu-ibu yang mengaku kesulitan jika metode belajar yang diberikan kepada anaknya melalui hp. Jadi masyarakat lebih memilih pembelajaran secara tatap muka, namun kita tahu bahwa kondisi saat ini masih belum memungkinkan,” ucapnya.
Ketika pembelajaran dilakukan melalui handphone, Ia menyebut, tak sedikit pula anak-anak malah memilih untuk bermain game. Hal ini menjadi pertimbangan bagi orang tua, sebab tidak ingin jika anak-anaknya malah bermain game ketimbang belajar. “Tak hanya di wilayah perdesaan, di perkotaan pun demikian. Orang tua ingin agar pembelajaran bisa tatap muka lagi, mereka juga siap menjalankan aturan yang ada misalnya dengan protokol kesehatan, pembagian waktu jam belajar hingga pembatasan jumlah siswa yang belajar di ruang kelas,” ungkapnya.
Berbekal aspirasi yang ada, Ia akan membawa keluhan-keluhan masyarakat untuk dibahas di jajaran komisi maupun pihak terkait. Hal ini sebagai bentuk perjuangan wakil rakyat, agar kepentingan masyarakat dapat dipenuhi. Tak sampai di situ, Ia juga mengunjungi rumah singgah khusus bagi Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) di Lebakwangi Kuningan. Perlu kerja bersama dan perhatian instansi terkait, agar bisa memfasilitasi para relawan rumah singgah ketika membutuhkan bantuan. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: