Kegiatan KKN Kenalkan Mikroskop, Ajak Anak-anak Eksperimen Bakteri di Air Sungai

Kegiatan KKN Kenalkan Mikroskop, Ajak Anak-anak Eksperimen Bakteri di Air Sungai

Masa pandemi Covid-19 tidak menjadi halangan bagi anak-anak usia SD di Desa Pagundan Kecamatan Lebakwangi untuk menggali ilmu pengetahuan atau wawasan. Bukan di dalam kelas, tapi belajar langsung dari alam. Mereka mendapat wawasan baru dari mahasiswa yang melakukan KKN Tematik. Seperti apa kegiatannya?

MUMUH MUHYIDDIN, Kuningan 

Beberapa hari menjelang akhir tahun 2020 sangat berbeda dari biasanya. Munculnya Covid-19 sejak akhir 2019 di Wuhan, China, masih dikatakan pandemi secara global hingga saat ini. Tentu saja banyak sektor yang terdampak dari munculnya wabah berbahaya ini. Salah satunya sangat berrdampak terhadap dunia pendidikan, termasuk di Indonesia.

Pembelajaran daring yang berlangsung cukup lama, jelas menimbulkan kejenuhan luar biasa pada anak-anak. Beberapa guru juga dirasa masih belum memiliki inovasi pengajaran untuk mengatasinya.

Untuk itu, Mia Wulansani, salah seorang mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) jurusan International Program on Science Education (IPSE) asal Kuningan, mengajak sejumlah siswa sekolah dasar di sekitarnya untuk melakukan eksperimen sains terkait bakteri.

Kegiatan tersebut dilakukan Mia di Desa Pagundan Kecamatan Lebakwangi. Di desa ini terdapat sebuah sungai yang sering dijadikan sebagai tempat bermain oleh beberapa anak.

Terbukti, dari 10 orang siswa SD yang terlibat dalam kegiatan ini, 8 di antaranya pernah bermain di sungai maupun di sekitarnya. Hal tersebut tentu bukan merupakan hal yang baik, ditambah musim hujan yang cukup intens belakangan ini.

“Kegiatan tersebut diawali dengan membuat media untuk tempat tumbuh bakteri. Media tersebut terbuat dari agar-agar dan juga kaldu ayam sebagai nutrisi, serta syarat minimal tempat untuk tumbuh bakteri. Setelah media agar siap digunakan, kemudian ditambahkan sampel air sungai dan ditutup rapat, kemudian didiamkan selama satu minggu,” kata Mia, Minggu (27/12).

Setelah satu minggu kemudian, kata Mia, media agar tersebut mengeluarkan bau tidak sedap serta hewan sejenis cacing. Tumbuhnya hewan di dalam agar tersebut dapat berasal dari air sungai.

“Air sungai dapat menjadi tempat tinggal berbagai jenis cacing dan hewan lainnya, yang tentunya akan berbahaya apabila tertelan tanpa disengaja,” jelasnya.

Selain itu, terdapat aktivitas lain dalam kegiatan yang dilakukan Mia dengan mengajak anak-anak di desanya, yakni mengenalkan prinsip kerja mikroskop kepada beberapa siswa dengan mengobservasi satu tetes air sungai di bawah mikroskop.

“Mikroskop adalah sebuah alat untuk membantu melihat berbagai objek yang sangat kecil, yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, seperti bakteri, dan lain-lain,” ujarnya.

Hal ini, masih kata Mia, dilakukan sebagai salah satu bentuk penguatan pembelajaran dengan menunjukkan fenomena sains secara langsung. Pada hakikatnya, pembelajaran sains yang baik yakni mengutamakan siswa untuk mencari dan membuktikan konsep sains yang telah ada.

“Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Pendidikan Indonesia di masa pandemi,” sebut Mia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: