RDP dengan Mitra Kerja, Komisi 2 Bahas Kemiskinan
KUNINGAN–Masalah kemiskinan di Kabupaten Kuningan yang belakangan menjadi trending topic, memantik berbagai kalangan turun tangan. Tak terkecuali Komisi 2 DPRD Kuningan yang telah melakukan RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan mitra kerja, Selasa (9/2).
“Kemarin tuh Komisi 2 rapat bersama mitra kerja. Agendanya membahas RKPD tahun 2022. Utamanya sih program prioritas, tapi kita juga membahas tentang pengentasan kemiskinan yang baru-baru ini jadi trending topic,” kata Ketua Komisi 2 DPRD Rany Febriani SS MHum kepada Radar Kuningan, Rabu (10/2).
Persoalan kemiskinan di Kuningan yang belakangan mencuat ke publik, pasca adanya statement Gubernur Jabar Ridwan Kamil, menurut Rany hal ini menjadi tanggung jawab bersama untuk segera ditangani dengan baik. Dalam rapat tersebut, dicari solusi terbaik.
“Karena walau bagaimana pun juga itu kan PR (Pekerjaan Rumah) bersama. Dari mulai isu penanganan ekonomi pasca pandemi, sekarang muncul isu kabupaten termiskin. Kami Komisi 2 bekerja sama dengan para mitra kerja mencari solusi terbaik,” ujarnya.
Isu kemiskinan ini, lanjut anggota Fraksi Demokrat ini, karena adanya kesenjangan sosial di masyarakat. Selain dari aspek ekonomi yang menjadi PR Komisi 2, tentu saja kata Rany, berimbas kepada sektor lain, seperti pemerataan pembangunan yang menjadi sektornya komisi 3, kebijakan-kebijakan pemerintahan yang menjadi PR Komisi 1, serta kesejahteraan masyarakat, sosial, budaya yang menjadi PR Komisi 4.
“Insya Allah kami bersinergi. Seluruh jajaran AKD (Alat Kelengkapan Dewan) di legislatif bersama dengan eksekutif, dalam hal ini para mitra kerjanya masing-masing, sedang berusaha keras untuk menemukan formulasi yang tepat dalam menangani ini (kemiskinan, red). Mungkin gayanya saja yang berbeda-beda,” sebutnya.
Jauh sebelum ada isu Kabupaten Kuningan termiskin, lanjut Rany, Komisi 2 DPRD tetap konsisten dalam pembahasan perekonomian Kabupaten Kuningan bersama mitra kerja.
“Kalau terkait isu Kuningan termiskin karena pertanian, saya rasa kan sudah terjawab ya sama statement Kadis Pertanian, Pak Ukas, kalau tidak salah pertanian Kuningan justru juara 1 produksi terbanyak kan?,” kata Rany.
“Cuma memang walaupun produksi pertanian terbesar, kita tidak terlepas dari masalah hilirnya. Salah satunya karena produksi banyak, sementara bansos-bansos dipasoknya dari luar, jadi tidak tersalurkan,” imbuhnya.
Untuk itu, Rany menyarankan alangkah lebih bagusnya saat ada bansos dan sebagainya, kebutuhannya tersebut dibeli dari Kuningan, jangan malah dibeli dari luar. Hal itu agar bisa berimbang.
“Sebetulnya dalam penanganan isu kabupaten termiskin, bukan hanya Komisi 2, tapi seluruh komisi. Semua anggota dewan sekarang ini sedang berupaya keras bersama eksekutif atau mitra-mitra kerjanya masing-masing, untuk mengentaskan kemiskinan. Segala daya, upaya, strategi sedang didiskusikan, digodok bersama-sama,” tandas Rany. (muh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: