IMM Kecewa Program Diskanak Tak Tepat Sasaran

IMM Kecewa Program Diskanak Tak Tepat Sasaran

KUNINGAN- Kepulan asap hitam dan hawa panas terasa di halaman Kantor Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kuningan sesaat setelah puluhan mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) membakar ban bekas. Sejumlah petugas dari Polres Kuningan, Kodim 0615, dan Satpol PP tampak mengawal aksi mahasiswa ini, Kamis (27/5).

Aksi bakar ban pada pukul 11.00 itu adalah bagian dari demo IMM. Mahasiswa tidak puas program Dinas Peternakan dan Perikanan yang dinilai tidak tepat sasaran. Pimpinan IMM Kuningan Ahmad Irsyad mengatakan dari hasil kajian dan sebuah survei, telah terjadi dugaan beberapa penyimpangan aturan dan kebijakan yang dibuat dinas tersebut.

“Berdasarkan Perda Kuningan Nomor 26 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) rentang 2011 hingga 2031 sebagai rencana jangka panjang daerah, di Pasal 43 ayat 2 dalam perda tersebut kawasan peruntukan peternakan dengan ketentuan luas kurung lebih 154 Ha, meliputi 7 kecamatan,” jelas Irsyad dalam rilisnya.

Tujuh kecamatan tersebut, lanjut dia, yaitu Kecamatan Cibeureum, Cigugur, Cilebak, Cilimus, Hantara, Jalaksana, dan Kadugede. Namun terjadi sejak 2019,  bantuan pengadaan ternak yang disalurkan bertolak belakang dengan perda. Dinas cenderung menyalurkannya kepada daerah lain yang diduga sebagai “titipan oknum pejabat” di luar zonasi. Bahkan mahasiswa merasa miris, karena diduga terjadi pemotongan jatah dari kuantitas yang seharusnya diterima.

Sektor perikanan pun, menurut mahasiswa, tak luput dari permainan oknum.  Saat program memasyarakatkan ikan di tahun 2020, fakta yang terjadi dianggap kontradiktif. Kebutuhan konsumsi ikan di Kuningan masih mengalami kekurangan pada varietas ikan air tawar tertentu.

“Bahkan pedagang ikan mengeluh, hingga harus memasok dari luar Kuningan. Dari temuan tersebut IMM Kuningan mengambil sikap tegas, untuk memutus dugaan mata rantai ‘kongkalikong’ bejat para oknum pejabat.  Dengan merestrukturisasi ulang pejabat di Diskanak kami harap mampu menumpas bobroknya birokrasi yang terjadi,” tandasnya.

Aksi lainnya yang dilakukan mahasiswa adalah berorasi, membentangkan spanduk, poster, membaca puisi hingga menabur butiran pakan ikan ke arah kantor dinas. Pada permulaan demo sekitar pukul 09.00, mereka sempat berorasi di luar pagar dan merangsek masuk untuk menemui kepala dinas.   

Kedatangan mahasiswa di halaman ini segera disambut Kepala Diskanak Kuningan Ir Bunbun Budiyasa dan mendengarkan semua tuntutan. Singkatnya aksi mahasiswa membuat kedua belah pihak belum sempat berdialog, hingga mahsiswa membubarkan diri dengan tertib.

Kepada Radar, Bunbun menerangkan, pihaknya merasa senang dengan kehadiran mahasiswa yang concern pada kegiatan pemerintahan. Apresiasi disampaikan kepada para mahasiswa atas singkatnya aksi, tertib, tanpa pengrusakan, tanpa bentrokan.

“Sebagian apa yang disampaikan itu patut mendapat perhatian, untuk kita tindaklanjuti. Ada kekecewaan masyarakat, adanya ketidakpuasan pedagang dan lain- lain, itu akan jadi bahan diskusi kita. Untuk tindak lanjut pada kegiatan pembangunan yang akan datang. Kita sudah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat, tapi bagaimana pun itu bisa kita lakukan sesuai dengan kemampuan pemerintah,” terangnya.

Pihaknya mengakui, tidak sepenuhnya kebutuhan itu terpenuhi. Meski demikian secara bertahap peningkatan produksi ikan, penyediaan daging domba, daging sapi di pasar Kuningan.  Selama ini sebagian betul didatangkan dari luar dengan berjalannya mekanisme pasar. “Tidak seluruh kebutuhan masyarakat Kuningan harus dipenuhi dengan produksi Kuningan sendiri, disesuaikan dengan kemampuan produksi yang ada,” katanya.

“Terkait reposisi  jabatan, lebih tepatnya itu diajukan kepada unsur pimpinan. Karena kami di sini menjalankan tugas atas penunjukkan oleh pimpinan. Silakan ditujukan kepada pimpinan yang tentunya disertai alasan-alasan akurat, data akurat, karena sesui aturan yang ada kami tidak bisa mengadakan reposisi sendiri. Tapi ini (tuntutan mahasiswa)  ini akan saya sampaikan kepada pimpinan,” tegasnya.

Terkait siapa reposisi pejabat yang dimaksud di lingkungan dinasnya, eks Kepala Diskopdagperin ini  merasa  masih belum jelas, karena belum berdiskusi dengan mahasiswa. Tapi jika yang dimaksud adalah dirinya untuk berhenti jadi kepala dinas, menurutnya saat ini pengabdiannya sebagai ASN telah mendekati masa purnabhakti.

“Itu sederhana, tanpa diberhentikan pun besok saya berhenti sendiri. Saya pensiun tinggal 3 bulan lagi saya bertugas. Proses pemberhentian itu justru lebih dari tiga bulan. Saya tadi sampaikan kepada teman kepolisian (saat demo) apabila boleh saya berbicara lagi, kami ingin mengundang perwakilan mereka dengan membawa data, baik koreksi program kegiatan, maupun data reposisi itu,” pungkasnya.  (bud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: