Komisi 2 DPRD Tinjau KJA Waduk Darma
KUNINGAN–Jajaran Komisi 2 DPRD Kuningan meninjau Waduk Darma yang berlokasi di Desa Jagara Kecamatan Darma, Kamis (24/6). Mereka ingin memastikan kondisi Keramba Jaring Apung di kawasan Waduk ternama di Jabar itu. Tampak hadir mendampingi Komisi 2, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan Ir Bunbun Budhiasa, Kepala Desa Jagara, perwakilan Ketua Kelompok KJA, dan Ketua Kelompok Pengawas Masyarakat.
Kedatangan Komisi 2 DPRD didampingi Diskanak ini dalam rangka melihat kondisi KJA di Waduk Darma, dan secara kebetulan pula ada Perbup tentang penataan KJA.
“Kita ke sini (Waduk Darma, red) untuk konfirmasi saja. Maksudnya menggali informasi tentang penataan KJA, Keramba Jaring Apung. kita ngobrol langsung dengan Kadisnya dan dengan pengusaha KJA disini,” kata Rany, kepada Radar Kuningan usai peninjuauan.
Hasil peninjauan tersebut, ternyata keramba memang sudah terlalu banyak di Waduk Darma. Sementara jika berdasarkan Perbup, idealnya kata Rany, hanya 2.500 keramba. Sedangkan disana kini sudah ada sekitar 6.000 KJA.
“Salah satu dampak negatifnya ya kejadian kemarin banyak ikan yang mati. Selain karena efek cuaca, perubahan musim, juga karena terlalu banyaknya KJA, sehingga efek negatif dari kotoran ikan dan zat-zat dari sisa pakan yang mengendap didasar waduk berubah menjadi zat-zat berbahaya bagi ikan,” terang Rany.
Nampaknya, lanjut Rany, memang diperlukan penataan KJA secepat mungkin. Komisi 2 DPRD merekomendasikan agar tidak ada lagi penambahan KJA, dan secepatnya harus dilakukan penataan terhadap keramba-keramba yang sudah rusak dan tidak dipakai.
“Tentu saja penataan ini dilakukan secara bertahap, agar dapat disesuaikan seperti yang tercantum dalam perbup, 2500 KJA,” jelasnya.
Komisi 2 juga meminta agar dinas terkait serius dalam melakukan monitoring dan evaluasi penegakan Perbupnya, dan dapat bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti perangkat desa, ketua kelompok peternak/pemilik KJA, ketua kelompok pengawas masyarakat KJA, dan sebagainya.
“Dan tentunya juga dapat menjalin komunikasi yang baik dengan beberapa pihak dalam pemeliharan seputaran kawasan KJA. Ini agar limbah atau sampah di perairan juga terkendali, supaya tidak merugikan masyarakat sekitar,” tandas Rany.
Terkait banyaknya ikan mati, Rany menyebut juga sudah dibahas dengan kelompok tani setempat. Menurut Rany, berdasarkan Kadiskanak menjelaskan bahwa memang hal ini terjadi musiman antara Juni-Juli dan November-Desember.
“Kejadiannya seperti itu, saya rasa nanti solusinya tadi sudah ditawarkan untuk tidak dulu menanam atau mengurangi (keramba),” ujarnya.
“Makanya sekarang kita harus betul-betul monitoring dan evaluasinya tentang Perbup ini. Mudah-mudahan ini dapat menekan angka kematian ikan kayak kemarin,” imbuhnya.
Untuk soal solusi penanganan pencemarannya, kata Rany, untuk kebersihan ada Puskesmas dan bisa dilakukan sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
“Itu sebenarnya multisektor, sehingga kita harus bekerjasama juga tentang pengendalian limbahnya, sampahnya dan lain-lain. Mudah-mudahan masyarakat juga yang kebiasaan membuang sampahnya di waduk ini dihentikan,” tegas Rany. (muh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: