Sekolah Masih Terapkan PJJ, Orang Tua Menilai Belajar dari Rumah Kurang Maksimal bagi Anak

Sekolah Masih Terapkan PJJ, Orang Tua Menilai Belajar dari Rumah Kurang Maksimal bagi Anak

KUNINGAN – Kendati pelaksanaan pembelajaran tahun ajaran baru 2021-2022 sudah dimulai, namun teknisnya setiap siswa masih mengikuti kegiatan belajar melalui sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kebijakan ini diambil pemerintah daerah khususnya Disdikbud Kuningan, mengingat pandemi Covid-19 belum juga melandai.

Bahkan saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) juga dilaksanakan 100 persen secara virtual. Sehingga para siswa mengikuti kegiatan MPLS dari rumah masing-masing.

“Kita sebelumnya sudah melaksanakan PPDB untuk tahun ajaran 2021-2022 yang dilakukan secara baik. Kita menggunakan sistem online. Ini semata-mata untuk memudahkan masyarakat dalam mendaftarkan anaknya di jenjang SMP,” kata Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Kuningan Abidin MPd MSi kepada awak media, kemarin (26/7).

Setelah hasil PPDB online diumumkan, lanjutnya, kemudian proses selanjutnya yakni mengadakan MPLS pada 19 Juli 2021. “Kita sudah memberikan rambu-rambu kepada setiap sekolah mengenai kegiatan MPLS. Yakni dengan cara daring, alhamdulillah berjalan secara baik,” ucapnya.

Dia mengaku, setiap sekolah mengirimkan laporan mengenai pelaksanaan kegiatan tersebut melalui sistem yang sudah dibangun. Sedangkan awal dimulainya pembelajaran dilakukan pada 21 Juli 2021.

“Namun dengan kondisi yang hari ini masih dialami yakni pandemi Covid-19, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan mengambil kebijakan untuk layanan pendidikan masih PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh),” ungkapnya.

Kaitan dengan pelaksanaan PJJ, pihaknya akan memastikan, bahwa setiap sekolah mesti melaksanakan aturan tersebut. Yaitu sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang ditinjau dari sisi kelengkapan sarana dan prasarana, maupun sistem koneksinya.

“Alhamdulillah dengan kolaborasi, kami dari Bidang SMP Dinas Pendidikan bekerjasama dengan pengawas memastikan pelaksanaan PJJ bisa berjalan secara baik,” imbuhnya.

Kaitan dengan sekolah tatap muka, Ia mengakui, jika hal itu merupakan harapan bersama. Namun akibat situasi belum memungkinkan, sehingga tatap muka belum dapat dipastikan kapan diterapkan.

“Kami belum memberikan satu kepastian kapan dimulainya pembelajaran tatap muka. Kita mungkin menunggu perkembangan-perkembangan, mudah-mudahan wabah ini segera melandai dan sekolah bisa melakukan tatap muka secara baik,” harapnya.

Sementara salah seorang orang tua murid di SMPN 2 Kuningan, Eka yang kebetulan tengah berada di sekolah untuk mengambil raport menyampaikan, setahun lebih pembelajaran yang diikuti anaknya itu dilakukan secara online. Hanya selama masa belajar dari rumah dianggap kurang maksimal bagi anaknya.

“Jadi kondisi belajar untuk anak di rumah itu tidak maksimal ya. Tapi diusahakan kalau anak di rumah dimaksimalkan untuk belajar, waktunya jam sekolah ya tetap ada di rumah untuk ikut belajar daring,” ucapnya.

Ia menaruh harapan besar, agar situasi pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. Sehingga anak-anak bisa belajar seperti biasanya yakni dengan tatap muka di sekolah.

“Karena kalau daring itu sebetulnya ada ya kendala, kadang-kadang anak-anak kurang fokus. Kalau tatap muka sama daring itu berbeda ya, kalau tatap muka mungkin anak-anak akan lebih antusias dan fokus untuk memperhatikan pelajaran,” tutupnya.(ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: