Warga Babakan Mulya Gelar Tradisi Kawin Cai

Warga Babakan Mulya Gelar Tradisi Kawin Cai

KUNINGAN - Warga Desa Babakanmulya, Kecamatan Jalaksana, kembali menggelar upacara tradisi Kawin Cai di Situ Balong Dalem sebagai permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar musim kemarau tahun ini segera berakhir dan menggantinya dengan musim hujan yang membawa berkah.

Upacara adat Kawin Cai diawali dengan pengambilan air Tirtayatra dari hulu cai (mata air) Situ Balong Dalem oleh ponggawa desa atas restu kuncennya ke dalam sebuah kendi. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Mapag Cai yaitu kendi berisi air Tirta Yatra tadi dibawa menuju sumber mata air kramat Cikembulan atau yang lebih dikenal dengan Balong Cibulan di Desa Manis Kidul yang jaraknya mencapai 3 kilometer. Di sana, petugas mengisi kembali kendi dengan air dari tujuh sumur keramat Cibulan.

Percampuran air Tirtayatra dan Cikembulan dalam wadah kendi tersebut, kemudian dibawa dan diarak kembali ke Setu Balong Dalem untuk dialirkan bersama di sumber mata air Balong Dalem. Diawali dengan dikumandangkan azan dilanjut iqamat oleh tokoh agama desa setempat, proses Kawin Cai dilakukan oleh pupuhu adat Desa Babakanmulya disaksikan oleh tokoh masyarakat setempat serta ratusan warga.

Tidak semua air keramat tersebut dialirkan di sumber mata air Balong Dalem, namun sebagian dipakai untuk siraman kepada beberapa perangkat desa setempat. Tak hanya itu, air yang tersisa pun menjadi rebutan warga setempat yang berharap berkah dari air keramat tersebut.

Tokoh masyarakat Desa Babakan Mulya Jaja Abdurahman mengungkapkan, tradisi Kawin Cai ini merupakan tradisi leluhur masyarakat Babakanmulya yang sudah berlangsung turun temurun. Ritual ini selalu diselenggarakan pada hari Kamis malam Jumat Kliwon pada bulan Oktober saat masih musim kemarau seperti sekarang.

\"Waktunya selalu hari Kamis malam Jumat Kliwon di bulan Oktober dan harus sesudah Duhur. Tradisi ini dilaksanakan pada saat musim kemarau seperti sekarang untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi limpahan air untuk mengairi lahan pertanian dan sumber kehidupan lainnya,\" ujar Jaja.

Konon, zaman dahulunya di lokasi dilaksanakannya Kawin Cai di sumber mata air Tirta Yatra merupakan tempat perkawinan Resi Makandria dari Kerajaan Tirtawulan (Cibulan) dengan Pwah Sanghiyang Sri dari Kerajaan Kainderaan. Oleh karena itu prosesi Kawin Cai yaitu dialirkannya air kendi percampuran air Tirta Yatra dengan air Cikembulan pun dilakukan di sumber mata air yang terdapat batu besar bernama Batu Kawin.

\"Tujuan dari tradisi Kawin Cai ini adalah permohonan kepada Allah SWT agar memberikan rahmat kepada kami berupa limpahan air dari mata air Balong Dalem untuk pertanian dan kehidupan masyarakat. Biasanya, setelah dilaksanakan acara tradisi Kawin Cai ini tak lama kemudian akan turun hujan. Semoga saja tahun ini juga begitu,\" harap Jaja. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: