Pelatihan Olahan Ubi Jalar, Kacang Kedelai Hingga Kacang Hijau

Pelatihan Olahan Ubi Jalar, Kacang Kedelai Hingga Kacang Hijau

KUNINGAN - Yayasan Pasamoan Kuningan bekerjasama Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar pelatihan pengolahan pangan berbasis kearifan lokal di Highland Resto & Coffe Palutungan, kemarin (2/12). Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka penguatan kohesi sosial dan moderasi beragama di Cigugur, Kabupaten Kuningan.

Direktur Program Yayasan Pasamoan Kuningan Sopandi menuturkan, sudah sekian lama Cigugur dikenal sebagai wilayah hoterogen dengan berbagai latar belakang keyakinan dan agama. Selain itu, wilayah Cigugur juga dikenal sebagai kawasan wisata yang menjadi tujuan pelesiran banyak orang baik dari Jawa Barat, nasional bahkan mancanegara.

“Semoga kegiatan ini bisa merekatkan kohesi sosial di antara masyarakat Cigugur secara khusus dan warga Kuningan pada umumnya. Mudah-mudahan menjadi sarana dalam melahirkan wirausaha-wirausaha baru, untuk memenuhi kebutuhan oleh-oleh atau merchandise dari tempat wisata di Cigugur,” harapnya.

Menurutnya, penguatan kohesi sosial dan moderasi beragama di Kuningan merupakan upaya penting yang harus terus dilakukan, mengingat hubungan sosial keagamaan masyarakat cukup dinamis. Ibarat makanan, keberagaman merupakan kekayaan atau potensi, jika dikelola dengan baik akan menghasilkan satu produk yang bisa memberikan manfaat dan dinikmati setiap kalangan.

“Ini merupakan tahap awal bagaimana tangan-tangan kreatif perempuan dari berbagai latar belakang agama dan keyakinan, bisa menghasilkan produk yang bermanfaat. Kedepan kreativitas bersama ini akan berlanjut, sehingga menghasilkan karya bersama sebagai simbol harmoni,” terangnya.

Dia menyebutkan, ada tiga jenis pangan lokal yang menjadi bahan latihan kegiatan tersebut di antaranya ubi jalar, kacang kedelai dan kacang hijau. Ubi jalar diolah menjadi brownies, kacang kedelai diolah menjadi susu, serta kacang hijau diolah menjadi cookies.

Pengolahan pangan lokal tersebut dipandu Tim Dosen Teknologi Pangan dan Gizi Universitas Islam Al-Ihya Kuningan. Di sela latihan, peserta juga dimotivasi oleh Ketua GOW Kabupaten Kuningan Hj Rini Sujiyanti MM.

“Potensi dan peluang pangan lokal di Kabupaten Kuningan merupakan sumber daya alam yang patut dikembangkan, baik untuk menutupi kebutuhan keluarga maupun komersil. Pengolahan pangan lokal ini menjadi media bagaimana merekatkan hubungan masyarakat, khususnya perempuan lintas agama dan keyakinan, supaya bisa bekerjasama dan mewujudkan harmoni dalam menjalani kehidupan,” ujarnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut Jaringan Perempuan Lintas Agama (Jaga Pelita) Kuningan, perwakilan Sunda Wiwitan Cigugur, Gusdurian Kuningan, Korp HMI Wati, Sarinah-GMNI, Korpri-PMII, dan Immawati-IMM.

Koordinator Jaga Pelita Kuningan, Titin Suhartini SPd MM, mengapresiasi kegiatan tersebut. Harapan serupa Ia ungkapkan bahwa kebersamaan yang sudah dibangun tersebut harus bisa menghasilkan produk, selain mampu mengolah hasil pangan lokal yang ada di Kabupaten Kuningan, juga bisa menjadi produk paten yang bisa dipasarkan sebagai oleh-oleh khas Kuningan.

“Alhamdulillah melalui forum ini kami bisa bersilaturahmi, saling mengenal, dan lebih jauh lagi menghasilkan produk yang mengapresiasi tema pangan lokal,” ungkapnya. (ags/muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: