Tolak Pemilu Ditunda, Ribuan Mahasiswa Kuningan Geruduk DPRD

Tolak Pemilu Ditunda, Ribuan Mahasiswa Kuningan Geruduk DPRD

KUNINGAN – Demo serentak 11 April juga terjadi di Kabupaten Kuningan, Senin (11/4). Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus menggeruduk gedung DPRD untuk menolak Pemilu ditunda dan menolak jabatan Presiden 3 periode.

Sejak pukul 11.00 WIB, Gedung DPRD Kuningan mulai dijaga oleh 657 petugas gabungan dari Polri, TNI, Satpol PP, Dishub, Damkar dan BPBD. Pengamanan ini merupakan tindak lanjut atas surat pemberitahuan yang dilayangkan Aliansi Mahasiswa Kuningan kepada Ketua DPRD Nuzul Rachdy SE beberapa hari sebelumnya.

Aliansi ini merupakan gabungan dari 5 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), terdiri dari BEM Uniku, STIKES Kuningan, STIS Husnul Khotimah, Stikes Muhamadiyah Kuningan, dan STKIP Muhamadiyah Kuningan.

Ribuan mahasiswa ini tiba di Jalan RE Martadinata Ancaran, tepat di depan gerbang gedung DPRD sekitar pukul 14.00 WIB dengan pengawalan aparat. Mereka menggelar orasi, membentangkan spanduk, dan poster. Sejumlah tuntutan yang menjadi isu nasional dilayangkan, antara lain menolak penangguhan Pemilu 2024, sekaligus menolak wacana Presiden 3 periode.

Tuntutan lainnya yang disampaikan saat orasi adalah stabilisasi harga kebutuhan pokok. Mahasiswa turut prihatin dengan kenaikan sejumlah kebutuhan saat ini. Pemerintah dituntut untuk mampu menyetabilkan kembali pasokan dan harga minyak goreng, yang sangat menyusahkan rakyat.

Tuntutan selanjutnya adalah tuntutan stabilisasi harga BBM. Mahasiswa dengan tegas menolak kenaikan harga bahan bakar, seperti naiknya pertamax belakangan ini. Mahasiswa turut prihatin dengan warga pengguna bbm jenis solar, umumnya dialami para sopir kendaraan jenis angkutan.

Untuk yang satu ini, mahasiswa dengan tegas menuntut pemerintah menjaga ketersediaan pasokan solar bersubsidi di tiap SPBU.

Setelah menggelar aksi sekitar 2 jam, aspirasi mahasiswa secara tertulis selanjutnya diserahkan kepada pimpinan DPRD Kuningan untuk ditandatangani. Mahasiswa menegaskan akan mengawal DPRD hingga tuntutan mereka benar-benar sampai ke Pemerintah pusat.

Dari pantauan Radar Kuningan, hadir menerima kedatangan mahasiswa, Ketua DPRD Nuzul Rachdy SE didampingi Wakil Ketua Hj Kokom Komariah dan H Ujang Kosasih MSi.

Meski sempat bersitegang karena mahasiswa berharap bisa masuk ke halaman gedung DPRD, dan penandatanganan tuntutan dilakukan di Ruang Rapat, aksi BEM se-Kuningan ini relatif kondusif, hingga akhirnya membubarkan diri dengan tertib sekitar pukul 17.00 wib menjelang waktu berbuka puasa.

Akibat aksi 11 April ini, Jalan RE Martadinata terpaksa ditutup sementara selama demo berlangsung. Petugas melakukan pengalihan jalur, dimulai dari pemasangan water barrier di perempatan pasar Ancaran, dan pertigaan terminal kertawangunan. Warga yang melintas umumnya melewati jalan alternatif. Seperti via jalan baru Ancaran - Kertawangunan.

Sebelumnya, Ketua DPRD Nuzul Rachdy menyatakan kesiapannya menerima kedatangan mahasiswa, selama peserta aksi mau diskusi, dan tidak anarkis.

“Sejak hari Jumat kita sudah menerima surat dari BEM, akan melakukan aksi terkait beberapa isu. Penolakan perpanjangan masa jabatan 3 periode, menolak pengunduran Pemilu, dan isu kenaikan harga bahan pokok. Penyampaian pendapat dimuka umum dilindungi undang-undang,\" kata Nuzul.

Zul -sapaan akrabnya- juga menegaskan, apa yang diaspirasikan mahasiswa, pada dasarnya sama persis dengan hati nurani seluruh Anggota DPRD Kuningan. Dengan tegas politisi senior PDIP ini menolak untuk perpanjangan jabatan Presiden 3 periode serta menolak penundaan Pemilu 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: