Sapton, Hiburan Santai Para Raja Kuningan Setiap Hari Sabtu

Sapton, Hiburan Santai Para Raja Kuningan Setiap Hari Sabtu

Acara tradisi Sapton merupakan salah satu tradisi kesenian ketangkasan berkuda khas masyarakat Kabupaten Kuningan yang hingga kini masih lestari dan selalu digelar setiap perayaan hari jadinya.-agus panther-Radarkuningan.com

Radarkuningan.id, KUNINGAN- Acara tradisi Sapton merupakan salah satu tradisi kesenian ketangkasan berkuda khas masyarakat Kabupaten Kuningan yang hingga kini masih lestari dan selalu digelar setiap perayaan hari jadinya. Sesuai namanya, konon para raja Kuningan zaman dulu selalu memainkan permainan ini setiap hari Sabtu usai melakukan diskusi atau rapat bersama para panggede.

Permainan ini menyajikan adu ketangkasan dalam berkuda sambil melemparkan tombak ke dalam lingkaran cincin yang berada di bawah ember yang tergantung berisi air. Jika tombak peserta permainan ini bisa melalui cincin tanpa menumpahkan airnya, maka dialah pemenangnya.

Selain keluarga kerajaan, para pemain Saptonan ini biasanya adalah para demang atau kepala desa dan tumenggung atau camat yang ada di Kabupaten Kuningan. Namun seiring perkembangan zaman, rupanya permainan ini juga disukai masyarakat biasa terutama mereka yang mempunyai kuda. Hingga akhirnya berkembang dan kini menjadi agenda rutin tahunan masyarakat Kuningan. Pesertanya bisa dari kalangan manapun.

Keunikan tradisi Sapton ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk dijadikannya sebagai aset wisata daerah. Seperti yang diselenggarakan di lapangan sepak bola Desa Ancaran, Kecamatan Kuningan, Kamis, 1 September 2022, untuk menarik perhatian masyarakat, Sapton diselenggarakan di tempat luas dengan konsep jaman kerajaan.

BACA JUGA:Hujan Datang, Penonton Sapton Bubar

Acara Sapton diawali dengan kehadiran Raja Kuningan dengan mengendarai kereta kencana. Dilanjutkan arak-arakan gelar budaya oleh masyarakat dari lima kademangan. Dengan mengenakan kostum ala kerajaan lengkap dengan replika pedang dan perisai diikuti masyarakat yang berperan sebagai petani dan rakyat jelata.

"Setibanya di lapangan, kemudian para kepala desa atau demang menyerahkan upeti berisi makanan dan hasil bumi kepada bupati sebagai persembahan. Namun upeti tersebut kemudian dibagikan kepada para penonton yang hadir menyaksikan tradisi tersebut," kata Kepala Disporapar Kuningan, Dr H Toto Toharudin MPd, Kamis, 1 September 2022.

BACA JUGA:Ke Sapton di Ancaran, Bupati Naik Delman Hias

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: