Wagub Uu: Petani Jawa Barat Berkurang 5 Persen Setiap Tahun

Wagub Uu: Petani Jawa Barat Berkurang 5 Persen Setiap Tahun

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum usai panen raya di Gegesik, Kabupaten Cirebon, kemarin.--

CIREBON, RADARKUNINGAN.COM - Jawa Barat kini sedang gencar mengoptimalkan potensi pertanian. Hal ini bukan tanpa alasan, Jawa Barat sebagai Salah satu lumbung padi Nasional, punya peran penting menjaga stabilitas pangan Nasional.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum saat ditemui usai panen raya di Gegesik, kemarin.

BACA JUGA:35 Desa Wisata di Jawa Barat Raih Anugerah, Tak Ada Nama Desa dari Kabupaten Kuningan

BACA JUGA:Tangani Dugaan Serangan Siber, BSI dan BSSN Perkuat Sinergi

Menurut Uu, pertanian menjadi sektor yang paling kokoh Dan kuat dalam menghadapi berbagai krisis. Ia mencontohkan saat terjadi pandemi Covid-19 kemarin, justru pertanian bisa bertahan Dan tumbuh 7 persen dibandingkan sektor-sektor lainnya yang rata-rata terpuruk diterjang krisis.

Selain itu, optimalisasi pertanian juga kata Uu diharapkan bisa menahan Laju inflasi daerah yang disebabkan karena mahal Dan tidak terkendalinya harga pangan komidity pertanian baik cabai, bawang merah maupun padi. 

"Saya berterimakasih Dan apresiasi kepada Irjen Kementan yang hari ini turun ke Jawa Barat untuk ikut serta mendorong masyarakat untuk bertani dan memberikan bantuan kepada para petani,"imbuhnya.

BACA JUGA:Rajin Inovasi, Bank Mandiri Tambah Fitur Buka Rekening Tambahan di Livin'

BACA JUGA:Hadiri Kemah Bakti di Buper Sidomba Kuningan, Ratusan Siswa MA Histeris Sambut Rokhmat Ardiyan

Wagub sendiri berharap regenerasi petani terus berlangsung. Ia pun meminta agar keluarga petani harus bisa melahirkan petani lagi. Sehingga generasi petani tidak habis.

"Kalau ada tiga anak, satu boleh jadi dokter, pengusaha dan anak satunya harus jadi petani, sekarang tidak ada lagi petani yang usianya 20 tahunan, yang 30 tahunan pun sudah jarang," bebernya.

Hal ini kata dia karena profesi petani dilihat masih belum dilihat sebagai profesi yang menjanjikan karena lekat dengan stigma tidak sejahtera dan kemiskinan sehingga jarang sekali anak-anak muda yang mau terjun menjadi petani.

BACA JUGA:Harga Telur Pecahkan Rekor, Tembus Hingga Rp35.000, Pedagang dan Pembeli Sama-sama Pusing

BACA JUGA:Kata Gubernur Ridwan Kamil: 2023 dan 2024 Tahun Ngaspal Jalan, Kelar Bulan Juli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: