Macam Hitam Lereng Gunung Ciremai Terbunuh, di Lokasi Kaya Air, Dibangun Tugu Peringatan

Macam Hitam Lereng Gunung Ciremai Terbunuh, di Lokasi Kaya Air, Dibangun Tugu Peringatan

Tugu macan Desa Cirea, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan. -Istimewa-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Ada tugu yang sangat terkenal di salah satu sisi lereng Gunung Ciremai. Tugu tersebut ternyata sebagai peringatan terbunuhnya seekor macan hitam alias macan kumbang alias macan tutul jawa (panthera pardus melas).

Tugu ini dibangun di pertigaan jalan, di desa yang dijuluki kaya air. Desa yang dulu menjadi tempat pengungsian warga di sekitarnya.

Namanya Tugu Macan. Banyak orang juga sering menyebut dengan nama Patung Macan. Tugu tersebut memang berbentuk macan hitam, persis di pertigaan jalan.

Tugu tersebut terletak di pertigaan jalan di Desa Cirea Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Tugu di desa yang kaya air ini, juga menjadi tapal batas dengan Desa Paniis Kecamatan Pasawahan.

BACA JUGA:Panjang Tubuh 1 Meter, Hasil Persilangan Macan Tutul dan Kucing Biasa, Jadilah Hewan Eksotis Ini

Lokasi tugu ini juga sangat mencolok di pertigaan jalan. Yakni jalan menuju Mandirancan, jalan naik ke Desa Paniis dan jalan menuju Desa Matangaji Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.

Di Desa Cirea, diyakini tempat terbunuhnya Macan Hitam yang sedang mengawal warga yang mengungsi. Karena itulah tugu peringatan tersebut dibangun di desa ini.

Diceriterakan, dahulu ada satu desa yang dihuni oleh sekumpulan masyarakat yang hidup bersama. Ketika itu, masyarakatnya masih kental dengan hal-hal mistis.

Di antaranya masih banyak warga desa tersebut yang mempunyai ilmu kangurangan dan kesaktian. Karena orang yang mempunyai kesaktian pasti memiliki pengaruh dan diikuti oleh masyarakat.

BACA JUGA:6 Fakta Kelam dan Unik di Balik Kucing Ashera yang Mirip dengan Macan Tutul, Hasil Persilangan Macan Tutul

Ada beberapa sosok sakti dari desa tersebut. Di antaranya Mbah Buyut Dagul, Mbah Buyut Stanggoli, Mbah Buyut Karti dan Mbah Buyut Ardisela.

Dari cerita lisan tokoh masyarakat setempat, desa yang kini disebut Cirea ini terbagi 2 kubu. Ada kubu Barat dan kubu Timur.

Dalam perdebatan dan adu kadigjayan, dimenangkan oleh Mbah Buyut Karti. Sosok ini berasal dari kubu Timur. Mbah Butut Karti akhirnya yang meminpin desa itu.

Pada zaman penjajahan masyarakat Cirea turut berjuang melawan penjajah. Mereka sekuat tenaga melawan penjajah yang akan menguasai tempat yang subur dan makmur itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: