Macam Hitam Lereng Gunung Ciremai Terbunuh, di Lokasi Kaya Air, Dibangun Tugu Peringatan

BACA JUGA:Sudah 7 Individu Terpotret Kamera, Macan Tutul Jawa Gunung Ciremai Makin Eksis

Agar aman dari serangan penjajah, sebagian warganya diungsikan ke daerah yang lebih aman. Mereka diarahkan ke Lereng Gunung Ciremai.

Masyarakat merasa nyaman ketika hendak mengungsi. Karena keberangkatan mereka dikawal oleh seokor macan berwarna hitam. Masyarakat pun menyebutnya dengan Macan Hitam.

Macan tersebut merupakan milik Mbah Buyut Bujang. Dia adalah tokoh dan menjadi panutan masyarakat setempat.

Hanya sayang, di tengah perjalanan menuju lereng Gunung Ciremai, Macan Hitam tersebut terbunuh. Kucing besar itu tertembak oleh serangan penjajah.

BACA JUGA:Macan Tutul Masih Banyak Dijumpai di Kuningan, Salah Satu Lokasinya di Bukit Sarongge

Kesedihan pun menyelimuti Mbah Buyut Bujang dan warga setempat. Mereka begitu meratapi terbunuhnya si Macan Hitam, sang penjaga desa itu.

Kemudian beberapa waktu kemudian Mbah Buyut Bujang bermimpi. Mimpi itu berupa keluarnya air yang banyak dari kawah Gunung Ciremai menuju ke tempat terbunuhnya Macan Hitam tersebut.

Berawal dari mimpi itu, Mbah Buyut Bujang menetapkan tempat tersebut dengan nama Cirea. Yang sekarang menjadi Desa Cirea, Mandirancan.

Cirea berasal dari kata “Ci” artinya “Air” dan “Rea” artinya “Banyak”. Jika diartikan, Cirea itu adalah tempat yang memiliki banyak air.

BACA JUGA:Misteri Gunung Ciremai, Harimau Jawa Dinyatakan Punah, Macan Tutul Bertahan Hidup

Pernah lumayan lama tempat itu tidak dihuni lagi. Terutama sejak terbunuhnya si Macan Hitam. Karena tempat itupun dinamakan Cirea.

Sebagai pengingat-ingat Macan Hitam, masyarakat Desa Cirea membuat Tugu Macan. Tugu yang berwarna hitam, tepat di perbatasan antara desa Cirea dan Desa Paniis.

Sekarang tempat itu dikenal dengan nama Tugu Macan. Sebagian yang lain menyebut Patung Macan. Sebuah tugu peringatan yang menjadi simbul Desa Cirea khususnya dan Mandirancan pada umumnya. (*) 

Sumber: