Jadah dan Tempe Kaliurang, Dua Sijoli Kesukaan Sultan Jogja, Jajanan Khas Lereng Gunung Merapi

Jadah dan Tempe Kaliurang, Dua Sijoli Kesukaan Sultan Jogja, Jajanan Khas Lereng Gunung Merapi

Jadah tempe Mbah Carik Kaliurang, Kabupaten Sleman, Jogjakarta dalam kemasan frozen. -Istimewa-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Ada 2 jajanan khas asal Jogjakarta yang selalu dihidangkan bebarengan, yakni jadah dan tempe. Jajanan dua sijoli ini gampang dijumpai bila berkunjung ke Kaliurang.

Dua sijoli jadah dan tempe ini merupakan salah satu kuliner kesukaan Raja Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan keluarganya. Maka, walau hanya jadah dan tempe, ternyata sudah menjadi jajanan raja-raja.

Padahal dua sijoli ini merupakan makanan khas masyarakat lereng Gunung Merapi. Terutama bagi yang tinggal di Kaliurang Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.

Walau makanan orang gunung, tapi dua sijoli ini sekarang memang bisa menjadi obat rindu bagi siapa saja yang berkunjung ke Jogjakarta.

BACA JUGA:Kira-Kira Kucing Anggora Dengan Kucing Persia Mana yang Bagus? Simak Penjelasan Ini!

Jadah adalah kuliner khas berasal dari olahan ketan dicampur kelapa. Makanan tersebut selalu disandingkan dengan tempe. Terutama tempe bacem manis gula jawa.

Tak keliru juga jika jadah dan tempe ini merupakan salah satu makanan otentik Indonesia. Makanan ini walau berasal dari Kaliurang, sekarang sudah melegenda. Bukan saja di Jogjakarta, tetapi juga di Nusantara.

Ada satu nama yang layak dibanggakan sehingga menjadikan duet maut jadah dan tempe. Nama tersebut adalah Mbah Carik. Dari tangannya itulah, dua sijoli ini menjadi melegenda dan menjadi makanan raja-raja.

Lahirnya jadah dan tempe bermuka dari Mbah Sastrodinomo. Dia adalah istri Carik Sastrodinomo. Wanita inipun sering dipanggil Mbah Carik. 

BACA JUGA:Ternyata Begini Menandakan Kucing Sehat dan Bahagia, Bisa Dilihat Dari Kondisi Fisiknya yang Terawat Lho!

Mulanya, sekitar tahun 1950-an, Mbah Carik berjualan aneka makanan di Telaga Putri, Kaliurang. Salah satu berjualan jadah.

Awalnya jadah oleh Mbok Carik dipadukan dengan jeroan sapi. Namun, lama kelamaan sulit sekali mendapatkan jeroan sapi.

Setelah itu oleh Mbah Carik, jeroan sapi ini diganti dengan tempe bacem. Ternyata justru duet maut dua sijoli ini malah menjadi jajanan yang enak dan lezat saat itu.

Perpaduan rasa gurih jadah dan manisnya tempe bacem sangat enak dan lezat. Jadah dan tempe tersebut tak diragukan lagi keotentikan cita rasanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: