Sulit Bedakan Meong Congkok dengan Kucing Bengal, Keduanya Mirip Macan Tutul Bertubuh Mungil

Sulit Bedakan Meong Congkok dengan Kucing  Bengal, Keduanya Mirip Macan Tutul Bertubuh Mungil

Perbedaan Meong Congkok dan Kucing Bengal yang sepintas terlihat mirip.-IUCN Red List/Ist-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Hasil riset mengungkapkan, masyarakat banyak yang kesulitan membedakan antara Meong Congkok dengan Kucing Bengal. Bahkan ada pula yang menyebut keduanya sebagai macan tutul bertubuh mungil.

Riset itu dilakukan oleh Conservation International Indonesia (CII). Organisasi yang bergerak dalam bidang konservasi alam di Indonesia ini telah mewancarai 50 orang yang tinggal di Kota Bandung, Jawa Barat.

Lembaga tersebut menunjukkan seekor Meong Congkok. Kemudian mengajukan pertanyaan: Hewan Apakah ini? 

Dari 50 orang yang diwawancarai,  3 orang menjawab ragu atau tidak mengetahui sama sekali. Kemudian, 5 orang menjawab tahu namun bukan sebagai sebutan Meong Congkok melainkan kucing hutan

BACA JUGA:4 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Kereta Api di Cicalengka, Karyawan PT KAI

Selanjutnya 10 orang lainnya menjawab Meong Congkok adalah kucing bengal. Yang terakhir, sebanyak 32 orang terakhir menjawab anak macan tutul atau macan tutul bertubuh mungil.

Hal itu menunjukkan, jika hanya 10 persen warga Kota Bandung yang tahu soal Meong Congkok. Kemudian 20 persen menganggap sama antara Meong Congkok dengan Kucing Bengal. 

Bahkan lebih dari setengahnya menjawab meong tersebut adalah anak macan tutul. Karena memang mirip sekali dengan macan tutul bertubuh mungil.

Seperti diketui Meong Congkok atau disebut juga kucing hutan merupakan kucing liar yang saat ini populasinya terancam punah. Kucing ini adalah salah satu binatang endemis Indonesia.

BACA JUGA:3 Tanaman Pembawa Rezeki Menurut Islam, Memiliki Berbagai Manfaat yang Harus Anda Ketahui!

Sementara itu, Kucing Bengal merupakan hasil perkawinan silang antara kucing hutan atau Meong Congkok dengan kucing domestik. Sejak tahun 1960, kawin silang kedua jenis kucing itu, telah melahirkan banyak hibrida Kucing Bengal.

CII, salah satu organisasi yang bergerak di bidang konservasi alam di Indonesia ini telah bergerak selama lebih dari 20 tahun. Di antaranya pemberdayaan masyarakat sekitar  hutan. Tujuannya untuk menjadikan konservasi bagian dari sumber penghidupan mereka.

Salah satu upaya CII adalah mensosialisasikan spesies kucing hutan Indonesia. Sosialisasi itu melalui sebuah buku berjudul “Panduan Lapangan Kucing-Kucing Liar Indonesia”. 

Buku tersebut ditulis Anton Ario pada tahun 2010. Buku itu ditulis dari hasil penelitian langsung ke berbagai hutan di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: