Benarkah Si Windu, Kuda Perang Ikon Kuningan Ini Berasal dari Bima? Sekarang Tinggal Kenangan

Benarkah Si Windu, Kuda Perang Ikon Kuningan Ini Berasal dari Bima? Sekarang Tinggal Kenangan

Ada 3 versi asal muasal Si Windu Kuda Kuningan. -Diskominfo NTB-radarkuningan.com

BACA JUGA:Inilah 5 Cara agar Kucing Tidak Hamil Tanpa Steril, Pemilik Kucing Betina Wajib Simak!

Memang di Kuningan selama ini, kuda hanya diperuntukkan sebagai penarik delman. Hanya sesekali saja kuda digunakan untuk pacuan. Biasanya setiap tahun ada balapan kuda. Pesertanya, sebagian besar kuda delman itu-itu juga.

Selain untuk pacuan, kuda pun masih digunakan dalam setiap penyelenggaraan Saptonan. Saptonan merupakan adu ketangkasan menunggang kuda bagi para tumenggung atau pejabat kerajaan pada zaman dulu. 

Dalam permainan ini para pejabat itu menunggang kuda sambil menombak air di dalam ember yang digantung pada 2 tiang bambu. Pemenangnya adalah yang bisa menjatuhkan air dalam ember dengan tombak.

Sampai sekarang, Saptonan masih dilangsungkan setiap tahun, tetapi dilakukan oleh para pejabat kabupaten. Kuda yang digunakan biasanya kuda sewaan dari para kusir.

BACA JUGA:Inilah 5 Syarat Steril Kucing yang Perlu Diketahui Sebelum Melakukannya

Seperti diketahui, Kuda Kuningan pada abad ke-15 dikenal sebagai kuda perang. Tidak banyak buku sejarah yang menceritakan keberadaan kuda di Kuningan itu. 

Hanya almarhum Dr Edi Ekadjati yang menulis tentang kuda Kuningan. Dia menulis dalam bukunya: “Sejarah Kuningan: dari Prasejarah hingga Terbentuknya Kabupaten”.

Dalam tulisannya, Edi Ekajati menyebutkan, kuda peliharaan Dipati Ewangga, panglima pasukan di Kuningan, yakni Si Windu, merupakan kuda perang yang tangguh meski berbadan kecil.

Dalam dokumen riwayat singkat hari jadi kota Kuningan juga disebutkan, Windu ikut dalam perjalanan perang Adipati Kuningan guna bertempur untuk Kerajaan Cirebon menundukkan Galuh. 

BACA JUGA:Letakkan 5 Tanaman Hias Ini Di Teras Rumah, Dapat Menyerap Energi Negatif Serta Pembawa Keberuntungan!

Windu ikut pula berperang dan mendirikan pemerintahan Wiralodra di Indramayu. Bersama dengan Cirebon, pasukan Kuningan ini juga menggempur Sunda Kelapa dan turut mendirikan pemerintahan Jayakarta. 

Setelah itu, tidak ada lagi yang menuliskan tentang kuda Kuningan dan penerusnya. Akhirnya, kuda Windu Kuningan hanya tinggal kenangan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: