Benarkah Si Windu, Kuda Perang Ikon Kuningan Ini Berasal dari Bima? Sekarang Tinggal Kenangan

Benarkah Si Windu, Kuda Perang Ikon Kuningan Ini Berasal dari Bima? Sekarang Tinggal Kenangan

Ada 3 versi asal muasal Si Windu Kuda Kuningan. -Diskominfo NTB-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Sejak dulu kuda yang ada di Kabupaten Kuningan tersebut berasal dari luar daerah. Dulu memang pernah ada jejak peternakan kuda di daerah ini, tapi sekarang tak ada lagi.

Termasuk Si Windu, kuda perang ini, bukan berasal dari Kabupaten Kuningan. Kuda yang dijadikan ikon Kabupaten Kuningan tersebut berasal dari luar daerah.

Konon, kuda tunggangan panglima perang  Dipati Ewangga itu berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB)?

Sumber di bagian Monitoring dan Evaluasi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Kabupaten Kuningan, membenarkan jika Si Windu itu berasal dari luar daerah.

BACA JUGA:Ada 3 Versi Jejak Kuburan Si Windu, Kuda Perang yang Dijadikan Ikon Kabupaten Kuningan

Sumber itu juga menyebutkan jika kuda Kuningan yang ikut berperang itu diperkirakan merupakan kuda peranakan dari Bima. Pada zaman keadipatian, yakni abad ke-15, ada peternakan kuda di Ciniru.

Sumber itu menjelaskan, kuda-kuda itu didatangkan dari Bima NTB. Dibawa dengan kapal melalui Pelabuhan Cirebon.

Hanya sayang, keturunan dari kuda Bima yang menjadi tunggangan panglima perang Kuningan itu tak bisa dilacak.

Kuda Windu menjadi bagian sejarah yang tak terpisahkan dari Kabupaten Kuningan. Kuda perang ini menjadi ikon yang terlihat di setiap gapura pemerintahan hingga logo seragam. 

BACA JUGA:Sirih Gading dan Kemboja Jepang Jadi Tanaman Pembawa Rezeki di Rumah

Namun, kuda perang ini kini tinggal cerita. Yang tersisa kini adalah kuda-kuda penarik delman. Bukan kuda turunan Si Windu.

Menelusuri Kuningan, mencari jejak kuda perang Windu, bukan hal mudah. Meski dalam data Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan disebutkan populasi kuda mencapai 605 ekor. Semuanya merupakan kuda delman yang tidak diternakkan di Kuningan.

Sejak lama kuda delman merupakan sarana transportasi utama di Kuningan. Informaai menyebutkan pada tahun 1971, di mana-mana terlihat kuda delman. Jumlahnya mencapai ribuan. 

Jalanan di Kuningan yang naik turun membuat delman menjadi alat transportasi yang paling mungkin, saat itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: